Menurut Direktur The National Maritime Institute, Siswanto Rusdi, pembangunan maritim yang terseok-seok menjadikan batas wilayah laut Indonesia terus menerus mengalami pelecehan.
"Kita ubah dulu pemikiran kita dari pemikiran yang berfokus pada darat kembali menjadi fokus pada kelautan. Kedua, kita harus menyatukan diplomasi kita terutama diplomasi maritim," katanya di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/8).
Ia juga menyerukan kepada Kementerian Luar Negeri RI cepat tanggap dalam merespons perkara-perkara penabrakan batas laut negara oleh kapal asing.
Ia mencontohkan, dalam insiden di Perairan Bintan, pada Jumat malam pekan lalu, yang bereaksi pertama mengatasi kasus itu adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan bukan Kementerian Luar Negeri.
"Lain kali harus lebih pro aktif. Syukur-syukur Deplu lain kali bisa keluarkan peringatan dini dari data intelijen yang mereka miliki kepada Departemen lain, misalnya akan terjadi sesuatu," harapnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: