Dalam rilis yang diterima redaksi disebutkan bahwa sidang tandingan yang digelar BEM UI akan fokus membicarakan klaim pertumbuhan ekonomi.
Ketua BEM UI, Imaddudin Abdullah, dalam rilis itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang selama ini diagung-agungkan pemerintah menyisakan banyak masalah di belakangnya. Tren kenaikan pertumbuhan ekonomi, sambungnya, selama ini dijadikan alibi dan justifikasi keberhasilan pemerintah dalam menghadapi masalah ekonomi.
Padahal, realitas di lapangan serta data statistik memperlihatkan hal sebaliknya: pertumbuhan ekonomi selama ini hanya menjadi fatamorgana. Oase kesejahteraan ekonomi tidak kunjung ada, masyarakat miskin semakin teralineasi karena tidak mendapatkan dampak yang signifikan dari pertumbuhan ekonomi. Masyarakat, sambungnya, hanya mendapatkan rimah-rimah kue ekonomi, sedangkan kelas ekonomi menengah ke atas mendapatkan porsi terbesar.
“Dalam terminologi ekonomi hal ini bisa diartikan sebagai ketimpangan antara proses akumulasi dengan proses distribusi baik itu ketimpangan distribusi antar kelompok masyarakat ataupun antar daerah,” ujarnya.
“Ketimpangan ketimpangan ini merupakan sebuah kekhilafan kultural yang sudah terjadi selama tiga dekade lebih. Perlu langkah strategis untuk memperbaiki proses distribusi sehingga tercipta pemerataan. Proses distribusi ini bersinggungan erat dengan alokasi anggaran,” demikian Imaddudin. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: