“Pidato Kenegaraan” Rizal Ramli Singgung Pemimpin Otentik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Jumat, 13 Agustus 2010, 15:57 WIB
“Pidato Kenegaraan” Rizal Ramli Singgung Pemimpin Otentik
RMOL. Revolusi 17 Agustus 1945 telah berhasil menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, sejajar dengan negara merdeka lainnya di muka bumi. Namun bangsa yang dilahirkan 65 tahun lalu itu bukanlah akhir dari perjuangan. Sebaliknya, ia merupakan langkah awal untuk mewujudkan kehidupan rakyat yang adil dan makmur, tanpa penindasan, tanpa korupsi, tanpa tipu muslihat oleh penguasa kepada rakyatnya. Juga tanpa kebijakan yang membani hidup rakyat.

Hal itu disampaikan ekonom senior Rizal Ramli dalam acara “Renungan Kemerdekaan” di Jalan Tebet Brat dalam IV, Jakarta Selatan, Jumat (13/8). Selain Rizal Ramli, Gus Solah dan Romo Magnis Suseno juga hadir dalam acara itu. Sampai berita ini diturunkan, Syafii Maarif belum tampak hadir. Sebelum Rizal Ramli membacakana pidatonya, hadirin yang memadati ruangan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Pembacaan “pidato kenegaraan” Rizal Ramli ini juga dihadiri sejumlah tokoh aktivis lain, seperti aktivis antikorupsi Adhie Massardi, Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi, dan Hatta Taliwang.

Di dalam pidato itu, Rizal Ramli menekankan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat dan otentik. Pemimpin seperti ini, sebutnya, ada bersama rakyat dalam suka maupun duka.

“Rakyat membutuhkan pemimpin otentik yang mampu menyelaraskan antara pikiran, ucapan dan tindak-tanduknya. Dan bukan sekali-sekali pemimpin yang diam dalam kebimbangan,” demikian Rizal Ramli. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA