Menurut Chaidar seperti dikutip Rakyat Merdeka, NII di Jawa Barat merayakan hari kemerdekaan tanggal 7 Agustus lalu di beberapa tempat di Jawa Barat, termasuk Ciwidey dan Cibiru. "Nah, karenanya, mereka tidak akan diam melihat peringatan 17 Agustus itu,” ujar Chaidir.
Saat meninjau sekolah Calon Tamtama Rindam III Siliwangi, Jawa Barat, dua hari lalu (Sabtu, 7/8), Presiden SBY mengaku telah mendapat ancaman dari kelompok teroris Ciwidey. Beberapa saat setelah itu, Densus 88 Polri menggerebek sarang teroris di Cibiru dan Subang. Di Kampung Sukaluyu, Kecamatan Pasirbiru, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Densus 88 menangkap Fahri dan Hamzah. Fahri, dicokok saat hendak membeli pulsa di warung internet di dekat rumah kontrakannya. Adapun Hamzah dibekuk di sekitar rumah kontrakan Fahri.
Sedangkan di Cibogo, Kelurahan Dangdeur, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Densus 88 membekuk Abdul Gofur, istri Gofur, Ane, dan seorang lagi yang belum diketahui identitasnya.
Menurut Chaidar, mereka yang ditangkap itu sebenarnya tidak berniat melakukan tindakan terorisme. Yang ditangkap itu mayoritas jamaah DT atau Darud Tauhid, yang sudah mengikrarkan diri tidak akan melakukan kegiatan teroris.
Jamaah Islamiyah, sambung Chaidir, kini terpecah dua, yakni Daarut Tauhid dan Tanzil Taubatul Jihad. Kelompok yang kedua inilah, yang menurut Chaidir, masih melakukan kegiatan terorisme.
“Nah, Daarut Tauhid itu tidak melakukan aksi terorisme lagi. Mereka menyatakan sudah berhenti dan tidak akan membuat kegiatan teror. Memang ada rencana mengganggu perayaan 17 Agustus. Tapi apa jenis gangguannya juga tidak jelas,” katanya.
Apakah ancaman mereka tidak serius?
Chaidar menjawab, “Bukan berarti tidak serius. Tetap harus diwaspadai.”
Chaidar khawatir polisi mengulang kesalahan seperti peristiwa penangkapan 16 orang di Pejaten bulan Maret dan April lalu.
“Mereka jelas-jelas menyerang orang yang memerangi Islam. SBY kan tidak melakukan hal itu (menyerang Islam),” demikian Chaidar. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: