ABB DITANGKAP

Fauzan: ABB Tidak Mendukung Kekerasan dalam Penegakan Syariat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Senin, 09 Agustus 2010, 09:48 WIB
Fauzan: ABB Tidak Mendukung Kekerasan dalam Penegakan Syariat
RMOL. Abu Bakar Baasyir pernah memimpin Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI) yang sampai sekarang masih dianggap Amerika Serikat sebagai kelompok terorisme sekelas Hamas di Palestina.

Pada tahun 2008 lalu, ABB memutuskan keluar dari MMI dan mendirikan Jamaah Anshorut Tauhid. Sejumlah aktivis MMI, seperti Fauzan Al Anshari ikut bergabung dalam organisasi baru yang didirikan ABB ini. Sebelumnya, di MMI, Fauzan adalah Ketua Departemen Data dan Informasi.

“ABB tidak pernah mendukung jalan kekerasan untuk menegakkan syariat Islam. Dia mengecam pembunuhan dan serangan bom yang dilakukan oleh kelompok lain,” ujar Fauzan Al Anshari yang ketika dihubungi sedang berada di Manado, Sulawesi Utara.

ABB pernah dikaitkan dengan pengeboman di Bali pada Oktober 2002 hanya karena dia pernah berbicara dengan salah seorang terdakwa dalam peristiwa itu, Amrozy. Bersama Imam Samudera dan Ali Gufron, Amrozy telah dihukum mati di Nusa Kambangan dua tahun lalu.

Tahun 2003 ABB ditangkap saat terbaring sakit. Ia divonis 1,5 tahun bukan karena terbukti mengotaki serangan di Bali, tetapi karena menggunakan KTP palsu. Tahun 2004, sesaat setelah keluar dari LP Salemba, ABB kembali ditangkap. Kali ini karena dianggap terlibat dalam pengeboman Hotel JW Marriott, Agustus 2003. Kali ini ABB kembali dijatuhi hukuman 1,5 tahun. ABB baru keluar dari penjara pada Juni 2006. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA