Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

The Song Remains The Same

OLEH: ROSDIANSYAH

Rabu, 01 November 2023, 14:25 WIB
<i>The Song Remains The Same</i>
Rosdiansyah/Ist
PADA 1973, grup rock asli Inggris, Led Zeppelin, merilis tembang yang kemudian sohor sejagat. "The Song Remains The Same", itu judulnya. Gebukan drum ritmis John Bonham pada intro mengawali lagu sebelum suara melengking sang vokalis Robert Plant masuk.

Lirik tembang dalam album "Houses of the Holy" ini berkisah seputar kejadian sehari-hari yang terus berulang. Konstan. Tak berubah. Mirip perilaku raja, yang konstan selalu ingin berkuasa.  

Apapun caranya, bagaimanapun situasinya, raja yang lama berkuasa, tetap ingin terus berkuasa. Namun, karena ada aturan internal kerajaan ihwal batas waktu berkuasa yang tidak boleh dilanggar, maka raja bersiasat. Ia meminta para punggawa melobi komunitas fans raja agar menyodorkan putra mahkota. Komunitas pun bergemuruh menggelontor media sosial dengan mitos sang putra mahkota.

Setelah dirasa cukup, putra mahkota yang belum genap dua tahun bertengger jadi adipati suatu daerah, pelan-pelan ditarik ke arena kompetisi. Raja tahu, bahwa ada warganya yang berkompeten juga sedang mempersiapkan diri berkompetisi.

Bagi raja, sekompeten apapun warga, tetaplah warga. Bukan kerabat atau telah diikat lewat perkawinan, apalagi jadi anggota keluarga raja.  

Ketika dalam sebuah pertemuan, warga kompetitor meminta raja netral dalam urusan kompetisi. Raja terdiam. Terlihat ia tak bersiasat. Ia pura-pura menyimak. Seperti tersentak permintaan sang warga. Sesekali raja tersenyum.

Repotnya, senyum raja dianggap persetujuan, raja bakal netral. Namun, bak peribahasa, dalam lautan bisa diduga, dalam hati siapa tahu. Tak ada yang bisa menebak hati sang raja.

Boleh jadi, raja netral. Sebab, ia tahu gerak-geriknya diawasi publik dan media. Ia belum tentu hadir ketika putra mahkota berlaga di arena. Kalaupun hadir, ia tak mau terlihat oleh publik apalagi disorot media. Lagipula, ia ingin mengesankan ke publik dan media, bahwa sang putra mahkota mandiri menghadapi kontestan di arena.

Namun, para bawahan tidak demikian. Mereka tahu raja masih berkuasa saat kompetisi usai, maka mereka tak mau berisiko kelak terpinggirkan apalagi sampai dipecat. Loyalitas kepada raja tetap harus ditunjukkan, sebab umumnya para bawahan ini menganggap diri mereka digaji dari duit raja. Seharusnya, mereka sadar, bahwa duit raja itu dari pajak yang dibayar rakyat.

Maka, netralitas raja tidak berbanding lurus dengan netralitas para bawahan. Raja bisa netral, para bawahan belum tentu. Mereka tahu, bahwa mendukung putra mahkota adalah jaminan keberlangsungan berada di zona nyaman.

Meski mereka, yang ironinya, diberi label pejabat rakyat, justru mereka berlomba menunjukkan loyalitas ke raja. Netralitas seorang raja tak ada apa-apanya dibanding ketidaknetralan para bawahan.  

Ala kulli hal, sebagai penutup, tulisan ini ingin merujuk ke petuah elok Bruce Ackerman, sang filsuf politik. Ia menegaskan, netral berpolitik berarti menahan diri tak mempengaruhi tiga hal, pertama, lembaga politik, kedua, praktik kelembagaan, ketiga kebijakan.

Jika itu tak terjadi, maka persis lirik tembang Led Zeppelin, situasi berulang lagi. rmol news logo article

Penulis adalah Peneliti JPIPNetwork
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA