Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Misteri Mayat Termutilasi dalam Tas Kresek Hijau

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/djono-w-oesman-5'>DJONO W OESMAN</a>
OLEH: DJONO W OESMAN
  • Selasa, 13 Juni 2023, 14:24 WIB
Misteri Mayat Termutilasi dalam Tas Kresek Hijau
Penemuan potongan tubuh di tas kresek warna hijau/Net
MAYAT pria ini terberai. Potongan tubuh, tanpa dua tangan-dua kaki, ditemukan di selokan Trosobo, Sidoarjo, Jatim, Sabtu, 10 Juni 2023. Potongan dua tangan-dua kaki ditemukan di Jalan Sukolilo, Surabaya, Senin, 12 Juni 2023. Masih diteliti, apakah itu klop (match)?

Identifikasi sederhana penguat dugaan bahwa potongan badan dari dua lokasi itu klop, adalah: Keduanya sama-sama dibungkus tas kresek warna hijau.

Potongan Tubuh


Warsini, pemilik warung kopi pinggir jalan di bawah flyover Trosobo, Sidoarjo, tepatnya dekat Pos Polisi, merasa mencium bau busuk pada Jumat, 9 Juni 2023 pagi. Saat dia baru membuka warung. Tapi tak dia hiraukan.

Warsini kepada wartawan mengatakan: “Saya kira bau sampah di got (selokan). Saya biarkan.”

Sabtu, 10 Juni 2023 bau itu kian menyengat, Warsini mencari tahu di got. Tampak bungkusan besar plastik kresek warna hijau. Lalu dia memberitahu warga sekitar soal itu. Datanglah dua pemuda memeriksa.

Bungkusan dikorek-korek dengan sebatang kayu. Terbuka sedikit. Kelihatan sesuatu warna putih. Dikorek lebih lebar. Bau busuk menyergap keras. Ternyata itu daging membusuk. Sesuatu warna putih itu adalah usus manusia terburai.

Warga lapor polisi, dan polisi tiba pukul 12.00 WIB. Dievakuasi, tampaklah potongan tubuh dengan kepala manusia. Tanpa kedua tangan, tanpa kedua kaki. Spontan warga sekitar heboh. Jenazah segera dikirim ke RS Bhayangkara Porong, Sidoarjo.

Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, AKP Tiksnarto Andaru, kepada wartawan, Minggu (11/6) mengatakan: "Iya, benar. Mayat laki laki tanpa tangan dan kaki. Kami sedang proses autopsi, mencari identitasnya."

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara, Porong, yang juga Kepala Forensik, AKBP dr. Eko Yunianto kepada wartawan, Senin (12/6) menjelaskan hasil autopsi sementara, begini:

Mayat laki-laki usia sekitar 20 sampai 30 tahun. Tanpa kedua kaki, tanpa kedua tangan. Waktu kematian sekitar tiga sampai lima hari sebelum ditemukan. Warna kulit sawo matang.wajah oval. Rambut hitam lurus, panjang 13 sentimeter. Kondisi wajah sulit dikenali akibat pembusukan.

Pada tubuh tidak ada tato, juga tanpa tindik di kuping. Perawakan cukup tinggi, atletis, tapi tidak terprediksi tinggi tubuh tanpa kaki.

Tampak tanda kekerasan benda tumpul pada kepala dan leher. Diperkirakan, pria itu sudah mati saat dimutilasi. Penyebab kematian diperkirakan akibat pukulan benda tumpul pada leher.

AKBP dr Eko: "Dari pemeriksaan tulang, kami temukan tanda kekerasan di daerah kepala dan leher. Pukulan keras pada leher, diduga sebagai penyebab kematian.”

Pemotongan sangat rapi. Persis di persendian pangkal kedua lengan, juga persis di persendian pangkal paha, perbatasan dengan pinggul. Alat potong diduga logam kecil sangat tajam, semacam pahat.

Eko: "Alat pemotong bukan benda besar semacam gergaji atau golok atau kampak, melainkan benda kecil tapi sangat tajam. Kami duga pemotongan hanya bisa dilakukan orang yang ahli.”

Ahli berarti, bisa dokter atau bukan dokter, tapi mengerti tata letak tulang manusia. Selain pemotong mengerti tata letak tulang, juga pelaksanaan pemotongan tidak meleset, melainkan rapi, tepat di persendian pada empat pemotongan.

Di saat warga Surabaya heboh penemuan itu, pada Senin, 12 Juni 2023 pukul 13.58 WIB ditemukan bungkusan potongan dua tangan dan dua kaki. Lokasi di pinggir Jalan Sukolilo nomor 100, Kecamatan Bulak, Surabaya. Persisnya dekat sampah di jalan menuju kolam renang Atlantis Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya.

Penemunya pemulung bernama Sukahar. Saya buka, isinya potongan kaki dan tangan,” ujarnya pada wartawan.

Potongan empat bagian tubuh itu disatukan dalam tas kresek warna hijau. Warnanya sama dengan tas kresek potongan badan.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Buyung Hidayat, kepada wartawan, Senin (12/6) mengatakan: "Info awal ditemukan bagian tubuh di lokasi Atlantis Kenpark.”

Kapolsek Kenjeran Surabaya, Kompol Ardhi Purboyo, kepada wartawan, Senin (12/6) membenarkan penemuan tersebut. Namun ia tidak bisa memastikan, rincian potongan tubuh tersebut.

Adhi: "Potongan tubuh manusia. Mau menyimpulkan tangan dan kaki, ini kan masih didalami di kamar mayat.”

Dari dua kejadian penemuan itu, sangat mungkin terkait. Lokasi pertama Trosobo di arah selatan Surabaya dengan lokasi ke dua Kenjeran di utara Surabaya, berjarak sekitar 28 kilometer. Diduga terkait satu peristiwa yang sama, pembunuhan dengan mutilasi.

Kini polisi bersama tim forensik bekerja mengungkap identitas mayat. Setelah identitas terungkap, barulah menyelidiki terduga pembunuhnya.

Pakar forensik internasional, Prof. Dr. Denise Syndercombe Court, Gurubesar Genetika Forensik King’s College, London, Inggris, terkenal dengan teori mengungkap identitas badan manusia yang membusuk.

Menurutnya, ada empat cara mengungkap identitas mayat manusia membusuk: 1) Sidik jari. 2) Cetakan gigi. 3) Implan logam. 4) DNA (DeoxyriboNucleic Acid).

Pada mayat tas kresek hijau, teori nomor satu dan tiga, harus diabaikan. Implan logam biasanya dipasang pada patah tulang di kaki atau tangan.

Teori nomor dua, sangat jarang digunakan di Indonesia. Sebab, rerata warga kita tidak punya catatan cetakan gigi. Padahal, cetak gigi pada 7,2 miliar penduduk bumi, tidak satu pun yang sama, meskipun pada orang kembar identik.

Satu-satunya pelacakan identitas mayat kresek hijau adalah uji DNA. Itu pun setelah ada orang yang mengakui, bahwa mayat itu adalah keluarga mereka. Karena tidak ada data DNA warga Indonesia.

Dikutip dari IFLScience, 14 Maret 2022 berjudul "When A Dead Body Is Found, How Do We Reveal Their Identity?", Prof Syndercombe menjelaskan begini:

Mayat tak dikenal di Inggris dijuluki Jane Doe (perempuan) dan John Doe (laki). Di kita disebut Mr X dan Mrs X.

1) Sidik jari. disebut Ridgeologi. Menganalisis pusaran pada tapak jari. Ini cara paling kuno. Dan, hampir semua negara di dunia punya catatan sidik jari warga. Di Indonesia pada Surat Izin Mengemudi (SIM).

2) Cetakan gigi, disebut Odontologi Forensik. Gigi, bentuk identifikasi yang paling dapat diandalkan karena sangat tahan lama dan kebanyakan orang memiliki catatan gigi, kecuali Indonesia.

Prof Syndercombe mengutip peristiwa kuno soal ini. Pada tahun 1775 di Pertempuran Bunker Hill. Lokasi di Charlestown, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Tentara bernama Joseph Warren gugur. Jenazahnya ditemukan setahun kemudian melalui cetak gigi.

Jadi, di Amerika rekaman cetak gigi warga sudah ada sejak 250 tahun silam.

3) Implan logam. Dikutip dari jurnal kedokteran, Science and the Law, 2013, ditemukan mayat wanita sudah rusak di suatu sungai di Jepang. Radiografi tubuh menunjukkan, dia punya intramedullary ditanamkan di tulang paha. Identitasnya terungkap.

Di setiap implan ada nomor seri, menunjukkan di pabrik mana implan itu dibikin. Dari pabrik itu bisa dilacak, rumah sakit mana pembeli implan nomor seri tersebut. Dari rumah sakit itulah diketahui data orang pemakai implan itu.

4) DNA. Syndercombe mengatakan: "Tapi Anda hanya bisa melakukan sesuatu dengan itu, jika DNA orang itu ada di database negara."

Indonesia tidak punya data DNA warga negara. Tapi, bisa dilakukan pencocokan jika ada orang yang mengaku bahwa mayat itu adalah keluarga mereka. Barulah dilakukan uji komparasi DNA antara orang itu dengan mayat.

Menurut Syndercombe, uji komparasi DNA paling akurat adalah antara ibu dan anak. Selain itu, tingkat akurasinya turun.

Dikutip dari BBC, Rabu, 3 Desember 2014 berjudul "Analysis of King Richard III's DNA reveals scandal", diberitakan, penemuan tulang tengkorak Raja Richard III di bekas gereja Greyfriars, tempat Richard dimakamkan setelah gugur dalam perang Bosworth pada 1485, atau 538 tahun silam.

DNA Richard diidentifikasi, cocok dengan ibunya. Tapi tidak cocok dengan ayahnya, Raja Richard II.

Mayat tas kresek hijau, tinggal menunggu pengakuan dari pihak keluarga. Kemudian dilakukan uji DNA. Sebagai bekal polisi mengejar pembunuhnya. Sekaligus kepastian buat keluarga korban.

Suatu saat kita semua pasti mati. Umumnya orang menghendaki kematian anggota keluarga teridentifikasi. Sebagai suatu kepastian. Maka tugas polisi mengungkap kasus ini. rmol news logo article

Penulis adalah wartawan senior

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA