Sebagai pembawa acara, Bob akan
selalu saya jadikan panutan. Ia satu dari sedikit pembawa acara yang
mampu bertutur dalam Bahasa Indonesia dan Inggris sama baiknya.
Itu
kenangan Tantowi Yahya, penyanyi lagu-lagu Country, Selasa (5/7) pagi.
Judul tulisan ini pun mengadopsi judul testimoni Tantowi Yahya yang
beredar di berbagai WhatsApp Group (WAG).
"Indonesia punya
banyak seniman hebat namun hanya beberapa saja yang layak disebut
entertainer. Satu dari yang sedikit itu adalah Bob
Tutupoly," tambah mantan Dubes RI di Selandia Baru itu.
Ninik L KarimBob
Tutupoly, meninggal dunia Selasa (5/7) dinihari pukul 00.12 WIB di RS
Mayapada, Jakarta. Berita duka itu diposting pertama kali Selasa pukul
00.17 WIB oleh aktris senior Ninik L Karim, di WAG "C-Nior", komunitas
artis-artis senior.
Beberapa jam setelah itu, saya masih ragu dan
berharap berita itu salah, seperti berita duka
hoax
tentang Bob Tutopoly sebelumnya. Yang pernah beredar bulan Mei lalu.
Ketika itu Bob memang terserang stroke sehingga dirawat beberapa waktu di RS. Namun, sekali ini berita duka itu benar adanya.
Terkonfirmasi
melalui sumber berita valid yaitu keluarga dan sesama seniman musik
sahabat mendiang yang dikutip berbagai media
online.
Penyanyi Fryda Lucyana juga mengirimi saya berita duka itu pukul 6 pagi
tadi.
Agen Pariwisata di AmerikaKepergian penyanyi
legendaris yang hampir tiada tanding itu membuat Indonesia kembali
berkabung. Sebelumnya, kurang dua minggu kita kehilangan artis
legendaris Rima Melati yang wafat pada 23 Juni.
Pukul 07.30 WIB
Radio Elshinta mewawancarai saya. Penyiarnya, Mas Bery, menanyakan
seputar kiprah Bob Tutupoly di blantika musik Indonesia. Saya
menyampaikan beberapa catatan.
Bob Tutupoly, merupakan satu di
antara hanya sedikit penyanyi Indonesia yang di tahun 1969 sudah
"
go international". Delapan tahun, hingga 1977, dia
tinggal di Amerika Serikat dan ikut memimpin Restoran Ramayana di New
York. Resto itu didirikan oleh Pertamina untuk misi sebagai agen
pariwisata Indonesia.
Di masa merantau itulah dalam posisi
sebagai
public relation di Restoran Ramayana (NY),
Bob berkenalan dengan seorang penari Indonesia bernama Rosmayasuti
Nasution (Yosie) yang kelak menjadi istrinya.
Yosie adalah None
Jakarta 1972 yang waktu itu tampil menari di Ramayana. Bob Tutupoly
melamar Yosie untuk menjadi istrinya pada tahun 1972. Lima tahun
kemudian, tepat 15 April 1977, Bob dan Yosie resmi menjadi suami-istri
di hadapan petugas catatan sipil.
Pernikahan tersebut dihadiri
oleh Adnan Buyung Nasution sebagai saksi atas keluarga Yosie dan Leo
Lopulisa sebagai saksi dari pihak Bob. Putri semata wayang mereka lahir
di Jakarta pada tanggal 29 Januari 1978 dan diberi nama Sasha Karina
Tutupoly.
Menyanyi Sejak KecilTerlahir dengan nama
Bobby Willem Tutupoly (13 November 1939 – 5 Juli 2022) Bob sudah gemar
menyanyi sejak kecil. Mulai belajar mendapatkan uang jajan tambahan pada
masa remajanya dari kegemaran menyanyi itu.
Saat duduk di bangku
SMA, Bob diajak bergabung dalam Kwartet Jazz di RRI Surabaya oleh Didi
Pattirane. Bersama Kwartet itu Bob merekam lagu-lagu daerah Maluku,
seperti "Mande-Mande", "Sulie", dan "Donci Bagici".
Rekaman
tersebut difasilitasi oleh perusahaan rekaman milik negara, Lokananta.
Pada masa itu, Bob juga bergabung dengan Chen Brohers (Bubi Chen, Nico,
Jopie Chen, dan Frans) untuk mengisi acara dansa kalangan atas.
Bob
Tutupoly pernah juga bergabung dengan Band Bhinneka Ria bersama dengan
Bubi Chen, Loudy Item, Award Seweileh, Marius Diaz, Hasan Alamudin, dan
Yusmin. Band ini berhasil menjuarai festival band di Surabaya dan
festival Band se-Jawa di Jakarta.
Band Bhinneka Ria sempat
bermain bersama Trio Los Pancos dan merekam lagu Oto Bemo, Kopral Jono,
bersama dengan Jack Lesmana pada tahun 1960.
Ketika berkuliah di
Universitas Padjadjaran, Bandung, Bob bergabung dengan grup Cresendo
pimpinan Yongki Nusantara yang sering tampil di Hotel Savoy Homan dan
Bumi Sangkuriang serta beberapa klub malam kota Bandung.
Pada
tahun 1963, band The Riders meminta dirinya menggantikan vokalis mereka
saat itu, Bill Saragih, yang bekerja di Thailand. Bersama The Riders,
Bob tampil di Nirwana Super Club, Hotel Indonesia sebanyak 15 kali dalam
sebulan.
Bob tidak hanya tampil di Hotel Indonesia, tetapi juga di TVRI dan tempat-tempat lain yang mengundangnya.
Masa
itu Enteng Tanamal, pemimpin Band Panca Nada, mengajaknya pula untuk
merekam lagu-lagu Natal bersama Pattie bersaudara di Remaco.
Lagu-lagu
yang paling hits adalah "Tinggi Gunung Seribu Janji", "Lidah Tak
Bertulang", dan "Tiada Maaf Bagimu" merupakan lagu yang melegenda
hingga sekarang.
Bob pernah meraih gelar Penyanyi Kesayangan
Siaran ABRI. Selain itu, ia juga dianugrahi Golden Records (piringan
emas) karena hasil penjualan piringan hitamnya laku di pasaran.
WiduriSekembali
dari Amerika pada 1977, karier Bob semakin melesat melalui lagu
"Widuri" ciptaan Slamet Adriyadi, yang sangat terkenal hingga pun saat
ini. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia.
Bob
Tutupoly patut diteladani musisi dan penyanyi zaman now. Sangat
professional, kariernya jalan lurus. Tidak ada catatan pernah cawe-cawe
dalam urusan politik, atau ikut berebut kursi di parlemen, apalagi
ikut-ikut mengusahakan dirinya menjadi pejabat publik.
Saya
setuju dengan pendapat Tantowi Yahya. Benar, Bob Tutupoly adalah
entertainer sejati. Menyanyi, main film, dan menjadi MC sama hebatnya.
Itu cukup menjelaskan, mengapa popularitasnya awet hingga sekarang.
Orang
zaman dulu dan anak
zaman now sama-sama mengenal dan
mengakui kehebatannya, tanpa bisa melihat ada perbedaan mencolok
penampilan Bob di masa muda dengan Bob di usia lanjut, yang memang tidak
ada perubahannya.
Saya terakhir bertemu Bob Tutupoly sekitar
lima tahun lalu. Cukup lama sekali. Waktu itu kami menghadiri menghadiri
perkawinan putri Chris Pattikawa - Rina Hassim di Hotel Borobudur,
Jakarta. Pembawaannya seperti biasa tampak bugar dan ceria berkat rajin
berolahraga.
Dua tahun masa pandemi dengan penerapan pembatasan
kegiatan masyarakat (PPKM) menyebabkan interaksi kami terhenti. Hingga
muncul berita Bob Tutupoly terserang stroke bulan Mei lalu, dan Selasa (
5/7) pagi telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya.
Jenazah
mendiang saat ini disemayamkan di Rumah Duka RS Siloam Semanggi, lantai
15, San Diego Suites MRCCC, John Room 1505. Pemakamannya direncanakan
hari Kamis (7/7).
Selamat beristirahat Bob Tutupoly. Karya-karyamu tetap akan dikenang abadi.