Kalau Mau Jadi Partai Besar, PAN Harus Keluar Dari Kebiasaan

Minggu, 19 Januari 2020, 06:59 WIB
Kalau Mau Jadi Partai Besar, PAN Harus Keluar Dari Kebiasaan
Deni R Sagara/Net
PAN masih belum mampu menjadi partai besar, mungkin karena kebiasaan kepemimpinan di PAN hanya cukup satu periode, maka sudah saatnya kita keluar dari kebiasaan itu.

Pemilu 2019 adalah pemilu pertama bagi semua partai politik, dengan model pemilu serentak pileg dan pilpres. Pola perhitungan yang berbeda dengan pemilu sebelumnya, yaitu dari pola kuota hare menjadi sainte lague.

Suara PAN pada pemilu 2019 cenderung stabil dengan meraih suara 9.572.623 atau 6,84 persen suara dan pada pileg 2014 PAN meraih 9.481.621 suara atau 7,59 persen.

Dari sisi jumlah pemilih ada kenaikan suara sebanyak 91.002 suara. Hanya saja dari sisi perolehan kursi di parlemen turun sebanyak 4 kursi, mungkin penyebabnya adalah pola perhitungan kursi dan PAN tidak mendapat cottail-effect capres/cawapres.

Meskipun raihan kursi DPR RI berkurang, kita harus senantiasa bersyukur PAN berhasil mampu bertahan dan keluar dari lubang jarum.

Meskipun demikian, ada yang beranggapan ini kegagalan Bang Zul sebagai ketua umum, dibandingkan perolehan kursi DPR RI periode periode sebelumnya.

Menurut hemat saya, ini tidaklah tepat karena seperti saya sampaikan di awal bahwa ada peraturan dan pola yang berbeda pemilu 2019 dengan pemilu pemilu sebelumnya.

Namun apapun itu, kita boleh punya pandangan yang berbeda dan sejatinya kalaupun ini adalah kegagalan, maka apa yang dialami justru akan menjadi pemantik untuk kebangkitan dan PAN menjadi lebih besar lagi.

Turunnya kursi di parlemen lebih pada metode penghitungan suara saja karena sejatinya suara masyarakat yang memilih PAN ada kenaikan. Dan ini jelas akan menjadi bahan pertimbangan Bang Zul pada periode berikutnya.

Kenapa demikian, karena sebagai ketua umum Bang Zul sejatinya sudah memahami kondisi daerah-daerah, di mana suara PAN turun di mana suara PAN mengalami kenaikan. Optimisme terus ditebarkan beliau dengan tidak menyalahkan siapapun ketika mengalami kekalahan.

Dalam beberapa kesempatan, Bang Zul mengatakan keberhasilan PAN adalah keberhasilan semua kader di daerah dan kekalahan PAN itu adalah tanggung jawab dirinya. Sebagai seorang pemimpin beliau dengan ksatria mengakui adanya titik-titik lemah dan ini tentunya akan menjadi bahan untuk perbaikan di masa mendatang.

Ketika perang Uhud, pasukan Rasululloh mengalami kekalahan. Namun kekalahan itu tidak menyurutkan beliau untuk bertempur, justru malah mengobarkan semangat para pejuang kaum muslimin. Sehingga pada perang-perang berikutnya pasukan Rasululloh kerap mengalami kemenangan.

Spirit dan optimisme itu muncul pada sosok bang Zul yang memiliki semangat besar untuk terus berjuang membesarkan partai. Bagaimana partai ke depan, saya sebagai kader muda PAN yakin, bang Zul sudah memiliki strategi yang jitu yang bisa membawa PAN lebih besar lagi. Apa yang menjadi titik lemah di periode pertama tentunya bisa diperbaiki pada periode kedua.

Ibarat mau tendangan pinalti, mundur empat langkah untuk bersiap melangkah ke depan menembus kemenangan penuh suka cita. Tangis haru tepuk tangan kita semua di 2024 yang akan datang.

Lima tahun politik itu ibarat babak pertama sepak bola, babak kedua lebih tajam lagi karena sudah bisa membaca strategi dan kekuatan.

Begitu pun umpama para manager sepakbola dunia,rata rata mereka baru mampu meraih juara pada periode kedua atau ketiga.

Bang Zul itu bukan yang terbaik, tetapi beliau sudah bekerja yang terbaik. Selama lima tahun sudah mencurahkan semua sumberdaya untuk membangun dan membesarkan partai. Beliau memiliki semangat yang luar biasa, tidak mengenal lelah untuk terus dan terus membangun partai. Spiritnya tidak pernah lapuk dan berani mengandalkan dirinya sendiri bukan mengandalkan orang lain.

Bagi saya bang Zul hari ini sudah mengalami metamorfosis model kepemimpinan dengan spirit luar biasa. Sosok mandiri dan berani mengatakan “inilah saya, Zulhasan !” bukan sosok yang berani berteriak di belakang orang lain sembari bersuara lantang. rmol news logo article

Deni R Sagara

Kader PAN Jawa Barat, yang juga alumni Fakultas Filsafat UGM


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US