Siapa Pendana Survei Polling?

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/zeng-wei-jian-5'>ZENG WEI JIAN</a>
OLEH: ZENG WEI JIAN
  • Kamis, 07 Maret 2019, 13:21 WIB
Siapa Pendana Survei <i>Polling</i>?
Ilustrasi/Net
PASLON Sudirman-Ida fought a hard political battle. Di atas tanah yang keras. Di dalam "Kandang Banteng". Amunisi defisit. Paket hemat. Tahun lalu, Modal elektabilitasnya 0,75 persen.

Medio Maret-April 2018, paslon Sudirman-Ida diserang fitnah, manipulasi informasi, psywar dan ”mind-driven polling”. Elektabilitasnya dikunci di angka 10 hingga 20 persen.

Tim Eyman menyebut serangan itu dengan istilah ”A push poll” yaitu semacam tehnik interaktif marketing.

Motif tehnik ini, mempengaruhi dan mengubah persepsi publik dengan topeng ”survei-polling”. Pabrik polling berfungsi sebagai mesin pengarah opini.

Jurnal Ghanaian Chronicle menyebutnya sebagai ”childish propaganda in the name of polls”.

Target penggiringan opini ini adalah meruntuhkan moral donatur, menarik undecided voters dan meyakinkan the opportunist elements.

Dalam kasus Pilkada Jateng, pabrik polling sukses besar. Donatur banyak yang mundur dan batal mengucurkan donasi.

Di Amerika, praktik pollster macam ini memicu kemarahan publik. American Association for Public Opinion Research menyimpulkan masyarakat merasa industri polling ”had seriously misled the country about who would win”.

Pada saat seorang politisi menguasai media dan punya duit memesan hasil polling artinya dia memiliki ”Lie Factory”.

Di Indonesia, dalam praxisnya, pabrik polling mengadopsi guideline "pretending to be are voice of the people”.

Satu ciri utamanya adalah tidak terbuka mengenai siapa penyandang dana survei yang mereka lakukan.

Tanpa informasi ini, selamanya, integritas produksi polling mereka jadi tidak valid.

Di hari pencoblosan, berbagai pabrik polling merilis exit polls dan quick count.

Di Jabar, bedanya tipis. Ridwan Kamil over pede langsung gelar victory speech. Tidak etis. Sebaiknya dia dilantik saja oleh pabrik polling itu. Jadi "gubernur polling”.

Paslon Sudirman-Ida dikasih jatah 40 persen suara, bahkan sebelum KPUD menghitung kertas suara.

Tampaknya, pabrik-pabrik survei masih berbaik hati dengan beri angka fantastik itu. Mulai dari 0,75 lalu 10 dan ditutup dengan angka 40 persen.

Great struggle Mr. Sudirman Said. We are proud of you. rmol news logo article

Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA