Dokumen berisi lima preambles (pembukaan) dan lima paragraf operatif. Para wakil dari lima negara pendiri yaitu Adam Malik - Indonesia, Tun Abdul Razak - Malaysia, Narciso Ramos - Filipina, S. Rajaratnam - Singapura, dan Thanat Khoman - Thailand. ASEAN memiliki tujuan utama untuk mempromosikan kerjasama, stabilitas politik dan ekonomi.
Brunei bergabung pada tanggal 7 Januari 1984 enam hari setelah kemerdekaan dan Vietnam pada tanggal 28 Juli 1995 sebagai anggota kehormatan ke-6 dan ke-7.
Tiga puluh tahun setelah pembentukannya, ASEAN menyambut Laos dan Burma menjadi keanggotaan penuh pada tanggal 23 Juli 1997 diikuti oleh Kamboja pada tanggal 30 April 1999.
Pada tanggal 7 Oktober 2003, para pemimpin ASEAN mengadopsi Deklarasi ASEAN Concord II, dalam rangka membangun Komunitas ASEAN pada 2020. KTT ASEAN ke-12 pada 13 Januari 2007 menyatakan target jauh lebih awal 2015 untuk membangun komunitas ini.
Menurut Deklarasi 2003, Komunitas ASEAN harus terdiri dari tiga pilar, yaitu Komunitas Politik-Keamanan (Political-Security Community), Komunitas Ekonomi (Economic Community),dan Komunitas Sosial-Budaya(Socio-Cultural Community), yang terkait erat dan saling menguatkan untuk tujuan menjamin perdamaian yang tahan lama, stabilitas dan berbagi kemakmuran di setiap wilayah.
Masing-masing pilar memiliki Blueprint tersendiri. ASEAN dianggap organisasi regional yang paling sukses di Asia dan sekarang memberikan kepemimpinan untuk regional Asia. Pada saat yang sama, minat akademik di ASEAN meningkat dengan tumbuhnya fokus pada integrasi dan fenomena umum regionalisme.
Entitas yang relevan dalam proses ini termasuk, The East Asia Summit (ASEAN, kemudian China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Rusia).
Dewan ASCC (ASEAN Socio - Cultural Community) adalah salah satu dari tiga Komunitas ASEAN, dua lainnya adalah Komunitas Politik-Keamanan dan Komunitas Ekonomi. Agenda ASCC berfokus pada sosial, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan manusia. Lingkup kerja Dewan ASCC meliputi hal-hal lingkungan, pendidikan, budaya, kesehatan, pemuda, perempuan, anak-anak, pekerja, kesejahteraan sosial, dan pelatihan bagi warga sipil.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ASCC memiliki harapan masa depan dengan karakteristik pembangunan manusia, kesejahteraan sosial dan perlindungan, keadilan sosial dan hak asasi, memastikan kelestarian lingkungan hidup, membangun identitas ASEAN, dan mempersempit pengembangan gap.
Rencana kerja ASCC memiliki empat unsur yaitu, membangun sebuah komunitas peduli masyarakat untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerataan dan pembangunan manusia; mengelola dampak sosial dari integrasi ekonomi dengan membangun basis sumber daya manusia yang kompetitif dan sistem perlindungan sosial yang memadai; meningkatkan kelestarian lingkungan dan tata kelola lingkungan; dan memperkuat dasar-dasar kohesi sosial daerah terhadap Komunitas ASEAN pada tahun 2020.
Tujuan dari ASCC adalah untuk memberikan kontribusi untuk mencapai Komunitas ASEAN yang berorientasi pada orang dan bertanggung jawab secara sosial untuk memenuhi solidaritas yang tahan lama dan persatuan antara masyarakat dan negara-negara anggota ASEAN. Hal ini bertujuan untuk menciptakan identitas umum dan membangun masyarakat yang saling peduli, juga meningkatkan kesejahteraan dan mata pencaharian.
Fokus ASCC adalah pada memelihara manusia, sumber daya alam dan budaya untuk pembangunan berkelanjutan dalam harmoni dan masyarakat yang berorientasi pada ASEAN.
Sebelumnya, Oktober tahun lalu saya pernah menjadi salah satu peserta dalam Konferensi Pemuda Rusia - ASEAN Ke-3 (Third Russia-ASEAN Youth Summit), dengan tema "Pemuda Rusia-Pemuda ASEAN, Memperluas Koneksi Regional".
Summit tersebut menjadikan peluang baru untuk perbaikan kontak di kalangan pemuda, bertukar pandangan tentang perspektif lebih lanjut untuk pengembangan dan mempertahankan hubungan, untuk menumbuhkan rasa saling pengertian dan kerjasama untuk Rusia dan ASEAN, tentu saja untuk memastikan kesejahteraan sosial dan kemakmuran budaya, juga untuk menyadarkan, serta membangkitkan semangat, membentuk bakat dari pemuda untuk kebaikan masa depan ASEAN, antara pemimpin muda dari negara Rusia dan ASEAN.
Aty AgustinawatyCandidate Master of Law FEFU-Russia