Kenapa Kilang Apung FLNG Shell Tidak Laku Di Negeri Sendiri

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
OLEH:
  • Jumat, 04 Maret 2016, 00:54 WIB
Kenapa Kilang Apung FLNG Shell Tidak Laku Di Negeri Sendiri
Ronnie Higuchi Rusli
ADA pertanyaan yang mendasar yang harus diungkap, kenapa kilang apung FLNG buatan Shell tidak pernah dipakai di negerinya sendiri (Belanda). Padahal Belanda adalah penghasil gas alam terbesar di Eropa dari lapangan gas di laut utara. Ini adalah pertanyaan yang mendasar buat Inpex/Shell yang sangat ngotot dengan lobi-lobinya mau membangun kilang apung di Masela apalagi dibekingi oleh Kementerian ESDM dan SKK-Migas.
 
Nilai proyek FLNG dihitung dengan cara "$/TPA" (US dollars per tonne per annum liquefaction capacity) tergantung dari kompleksitas blok dimana gas ditemukan. Untuk kondisi seperti Blok Masela nilai perhitunganya adalah sekitar US$3000/TPA. Jadi untuk kapasitas produksi gas sebanyak 7,5 juta TPA maka biayanya mencapai US$22,5 miliar harga jauh lebih mahal dari nilai perhitungan untuk kilang darat OLNG, maksimal hanya US$16 miliar. Jadi terdapat plintiran data yang selama ini dipublikasikan oleh Tridaya consulting bahwa biaya FLNG Blok Masela hanya sebesar US14,8 miliar.
 

Berdasarkan data, untuk lapangan gas Masela di kedalaman mencapai 1000 meter atau lebih maka biayanya antara US$3000-3500/TPA (Ton Per Annum).

Pemakaian FLNG untuk kilang gas di laut masih dalam tahap coba-coba atau percobaan/eksperimen. Berbeda dengan proses kilang gas di darat OLNG sudah dalam tahapan produksi/berjalan/in service
 
Perhitungan histogram dan grafik (Andrew Duncan) antara lain membandingkan proses di laut berdasarkan perhitungan tabulasi data histogram biaya proses kilang di laut FLNG dan grafik perbandingan kilang didarat OLNG menggunakan FPSO (Floating Processing, Storage and Offloading) dibandingkan dengan kilang di laut jelas terbukti bahwa kilang FLNG adalah proyek yang sangat mahal yang memakankan biaya US$ 22,5 miliar bukan US$14,8 seperti yang dipubklikasikan oleh konsultan Tridaya Consulting.

Kesimpulannya FLNG adalah proyek yang masih coba-coba (eksperiment) tidak proven rawan dan sangat mahal sehingga lebih pantas dilakukan di luar negeri Belanda untuk ekperimennya karena bisa dibiayai dari cost recovery seperti di Blok Masela. [***]

Penulis adalah dosen Pascasarjana Universitas Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA