Tak hanya itu saja, Piala Dunia yang sudah memasuki babak 8 besar juga tak kalah serunya ketika memasuki babak 16 besar. Brazil yang menjadi tuan rumah dan sementara menghadapi gejolak dalam negri lewat beberapa kebijakan pemerintahnya yang tidak populer harus menghadapi Chili. Walaupun menang akan tetapi degup jantung warga Brazil tentunya terus menerus terpacu ketika kemenangan tim mereka harus didapat lewat adu penalty.
Begitupun pertandingan yang lain, sebutlah sengitnya pertandingan antara Belgia Vs Amerika Serikat yang harus menyelesaikan permainan mereka lewat babak II ekstra time dengan kemenangan 2-1 untuk Belgia, atau keseruan Argentina Vs Swiss, walaupun didalam tim Argentina ada Lionel Messi yang menyandang pemain terbaik dunia dalam beberapa tahun terakhir namun mereka baru bisa menjebol gawang Swiss dibabak II ekstra time menit 118, sungguh sebuah pertandingan yang sulit buat tim sekelas Argentina.
Keseruan dan sengitnya pertarungan di Piala Dunia kali ini juga terlihat dalam arena pertarungan Pemilihan Presiden 2014 di Indonesia. Hampir tiap hari baik lewat media televisi, cetak, online, media sosial dan bahkan langsung gerilya di lapangan, para tim pemenangan mengolah isu sedemikian rupa layaknya Messi di tim Argentina yang selalu terus menerus mengolah bola dan menciptakan peluang bagi timnya untuk menang.
Berbagai macam taktik olahan isu dikeluarkan oleh tim pemenangan. Mulai dari yang bersangkutan dengan pribadi masing-masing capres sampai pada persoalan program dari masing-masing kandidat. Dalam beberapa kali debat capres, dalam kerangka membangun kemandirian bangsa seperti yang telah menjadi visi misi dari masing-masing calon, ada hal menarik yang pernah diucapkan oleh calon Presiden Prabowo Subianto yaitu soal kebocoran kekayaan negara kita. Meskipun banyak menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda, namun kalau dihubungkan dengan situasi yang terjadi dalam pengolahan SDA bangsa ini maka isu ini tepat adanya untuk diperdebatkan, baik oleh tim pemenangan Prabowo-Hatta dengan menambahkan data-data soal kebocoran tersebut ataupun dari tim pemenangan Jokowi-JK dengan mengetengahkan tema yang kurang lebih sama dengan yang telah diucapkan oleh pesaingnya tersebut.
Sejatinya, dengan hanya dua pasang kandidat maka debat soal program masing-masing capres seharusnya lebih dikedepankan karena identifikasi program lebih mudah terlihat dibanding kalau ada tiga pasang kandidat atau lebih bukan kemudian mempersoalkan latar belakang atau rekam jejak, terlibat kasus korupsi atau tidak, terkait dengan pelanggaran hukum atau menjadi bagian ideologi tertentu dan banyak lagi persoalan subyektif lainnya.
Sama seperti dalam permainan sepak bola yang harus cerdik memainkan taktik maka dalam arena pertarungan Pilpres kali ini kecermatan dalam menempatkan taktik adalah poin utama untuk memenangkan pertarungan. Harapan kita taktik yang digunakan adalah taktik yang bisa membawa masyarakat Indonesia bisa paham bahwa problem pokok bangsa ini adalah Imperialisme bukan kemudian hadir dengan taktik "DIVING" seperti yang dilakukan oleh penyerang Belanda Arjen Robben saat melawan Meksiko di ajang Piala Dunia 2014 ini.
Alif Kamal,
Staf Deputi Politik KPP-Partai Rakyat Demokratik
081248515xxx