Begitu diungkapkan oleh salah seorang anggota Indonesia Custom Bike, Jumadi yang ditemui di pinggiran air mancur Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (28/4) pagi.
"Kalau yang besar-besar ini dari Belanda, Amsterdam. Lalu yang itu dari Amerika," kata Jumadi sambil menunjuk sepeda pendek besar berwarna hijau dongker di depannya dan satu sepeda ceper di seberang jalan.
Dalam mengadopsi model sepedanya, Jumadi bilang bahwa pihaknya mengalami kesulitan, terutama karena tingginya ongkos kirim dan bea masuk.
"Kalau beli barangnya kita mampu, tapi (biaya) pajak masuknya sampai dua kali lipat harga barang," lanjutnya kepada Rakyat Merdeka Online.
Oleh karena itu, pria asal Tanjung Priok ini mengatakan, pihaknya lebih sering melihat gambar model sepeda dari internet lalu membuatnya sendiri.
"Kalau (masalah) hak cipta, kita bilang dulu ke yang punya (hak) paten. Biasanya mereka ngerti kalau kita nggak punya uang," imbuhnya.
Jumadi juga menjelaskan, acara kumpul para anggota seperti ini rutin diadakan setiap hari Minggu di akhir bulan.
[wid]
BACA JUGA: