Tepat baru sepekan saya menikmati tayangan Indovision dengan biaya pemasangan Rp 300.000. Sebagai pencinta olahraga, alasan saya memilih Indovision tentunya selain tayangan yang jernih dan tahan cuaca apapun, saya ingin menikmati program-program olahraga berkualitas dari dalam dan luar negeri, terutama tenis dan sepakbola. Saya juga penikmat program berita, terutama yang update soal situasi internasional
Hanya dengan tiga ratus ribu rupiah, terpasang antena dan decoder Indovision di rumah saya. Pihak Indovision yang memasangnya menjanjikan bahwa di tiga bulan pertama kami bisa menikmati ratusan channel dengan cuma-cuma. Nanti, setelah tiga bulan cuma-cuma, saya diminta untuk memilih program apa yang akan dipasang. Sungguh, janji yang menggiurkan
Awalnya, saya sangat gembira dan puas dengan tayangan dan gambar yang jernih. Apalagi, hasrat untuk menikmati berbagai pertandingan olahraga dari luar negeri saya dapatkan.
Janji free programs selama tiga bulan penuh baru saya nikmati. Tapi, hari ini (Rabu, 10/4), tanpa pemberitahuan lebih dulu,janji menggiurkan itu terbatalkan. Sekitar 45 channel diputus sepihak dengaan keterangan diblokir. Yang membuat saya lebih kecewa adalah, channel-channel yang diblokir merupakan channel olahraga dan berita kesayangan seperti
Eurosport dan
Al Jazeera.
Saya menelepon bagian penjualan yang memasang antena serta decoder. Tapi orang yang mengangkatnya justru suruh lapor lagi ke bagian Indovision yang menurutnya berwenang untuk menangani keluhan saya. Saya tidak terima dengan jawabannya yang menggampangkan masalah karena pihaknya-lah yang menjanjikan tiga bulan gratis semua channel.
Perdebatan yang makin tak jelas arahnya, sementara saya tak mendapat jawaban pasti atas masalah yang menimpa saya dari yang bersangkutan, membuat saya sempat naik pitam. Saya spontan mengatakan bahwa laporan seperti kasus saya ini sudah sering saya baca di media massa baik cetak maupun online. Eh, si penerima telepon tadi malah menantang saya. "Terus kenapa? Silakan saja tulis di koran, kami tidak takut". Padahal, saya tadinya tidak berniat membawa kasus ini ke suara publik media massa. Tapi karena sikap angkuh dan arogan orang itu, saya akhirnya mengirimkan suara publik ini.
Saya sungguh menyesal berlangganan Indovision tanpa mengecek lebih dulu kepada orang-orang yang pernah berlangganan jasa penyiaran itu. Apalagi setelah tadi saya berbicara dengan beberapa rekan saya yang menyatakan bahwa ada beberapa program televisi berbayar yang lebih memuaskan meski usianya lebih junior dari Indovision.
Joseph
Cipayung, Jakarta Timur