Danantara Pastikan Pendanaan 18 Proyek Hilirisasi Aman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 07 November 2025, 10:07 WIB
Danantara Pastikan Pendanaan 18 Proyek Hilirisasi Aman
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani (Foto: RMOL/Hani Fatunnisa)
rmol news logo Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani memastikan kesiapan pendanaan untuk 18 proyek hilirisasi strategis yang akan mulai dijalankan pada tahun 2026.

Dalam laporannya kepada Presiden Prabowo Subianto, Rosan menyebut seluruh kebutuhan pembiayaan untuk proyek-proyek hilirisasi tersebut berada dalam kondisi aman dan solid. 

Ia menegaskan Danantara memiliki kemampuan keuangan yang kuat, bahkan telah memperoleh penilaian tertinggi dari lembaga pemeringkat nasional dan internasional.

“Saya sampaikan kepada Bapak Presiden, kalau dari pendanaannya kita tidak ada masalah. Kita mempunyai pendanaan yang sangat baik, sangat solid. Kita pun melakukan rating baik oleh Pefindo, ratingnya AAA, Fitch juga AAA, rating tertinggi yang kita dapatkan. Saya laporkan itu,” kata Rosan usai rapat di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 7 November 2025.

Presiden Prabowo dalam kesempatan itu memberikan arahan agar percepatan pelaksanaan 18 proyek hilirisasi segera dilakukan, terutama bagi proyek yang sudah menyelesaikan tahap pra-studi kelayakan atau feasibility study.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Rosan menjelaskan bahwa Danantara kini tengah melakukan kajian menyeluruh terhadap seluruh aspek proyek mulai dari legalitas, administrasi, hingga kesiapan teknologi agar pelaksanaannya berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan.

“Kami melakukan evaluasi secara komprehensif, keseluruhan. Itu arahannya, kalau yang sudah dilakukan evaluasi secara baik, secara benar, itu sudah bisa dijalankan dulu. Jadi, kalau misalnya sudah ada, yang misalnya dari 18 (proyek, red.) itu sudah ada beberapa yang oke, baik secara finansial, secara legal, administrasi, teknologi sudah oke, itu bisa segera dijalankan,” ujarnya.

Salah satu proyek yang masih dalam tahap evaluasi adalah hilirisasi dimethyl ether (DME), yang bertujuan mengubah batu bara menjadi gas pengganti LPG. Rosan memastikan Danantara berhati-hati dalam menentukan teknologi yang akan digunakan agar proyek tersebut tidak mengalami kendala seperti sebelumnya.

“Kami juga memastikan dulu untuk teknologinya. Teknologi yang kita utamakan, yang up-to-date (terbaru, red.), dan yang paling efisien, karena DME ini dulu pernah dicoba dijalankan, sempat groundbreaking, tetapi kemudian berhenti,” tandas Rosan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA