Menurutnya, praktik tersebut dapat menurunkan kualitas bahan pangan hingga mengancam keberlangsungan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kalau ada pungli pada SPPG maka alokasi angka 10 ribu untuk bahan pangan SPPG ini nanti bisa berkurang tergantung berapa punglinya. Itu yang saya katakan nanti kualitas gizi dan kualitas bahannya akan menurun, yang ujungnya bisa menimbulkan risiko keracunan,” kata Qodari di Jakarta, Senin, 22 September 2025.
Ia menegaskan keberhasilan program MBG bukan hanya soal besaran anggaran, melainkan soal tata kelola yang bersih.
“Kalau dijalankan dengan benar, teman-teman sekalian, pengelolaan SPPG Manajemen SPPG Tidak ada pungli Sesuai dengan SOP Ada SLHS Insya Allah Program MBG akan berjalan dengan baik Dan risiko keracunan bisa diatasi,” tegasnya.
Qodari mengusulkan mekanisme baru dalam perekrutan investor SPPG. Alih-alih melalui yayasan, pemerintah dapat langsung membuka pendaftaran secara daring dengan menetapkan titik-titik pendirian SPPG di seluruh Indonesia.
“Silahkan siapa yang mau membantu proses pendirian SPPG dengan cara seperti itu orang tahu titik-titik yang ada bisa daftar online tinggal dibuka saja lalu ikut prosedur, mana yang daftar memenuhi syarat diberikan kesempatan untuk membangun, begitu lewat dari batas waktu, tidak berhasil gagal diganti dengan pendaftar berikutnya,” jelasnya.
Dengan begitu, menurut Qodari peluang pungli dapat ditekan melalui transparansi.
“Cara itu bisa mengurangi adanya pungli-pungli oleh yayasan-yayasan yang keluar dari koridor,” ujarnya.
BERITA TERKAIT: