Mensesneg Mohon Doa Seluruh Indonesia untuk Negosiasi Tarif AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 11 Juli 2025, 15:50 WIB
Mensesneg Mohon Doa Seluruh Indonesia untuk Negosiasi Tarif AS
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi/RMOL
rmol news logo Pemerintah tengah mengupayakan negosiasi intensif dengan Amerika Serikat terkait pengenaan tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan terhadap sejumlah komoditas Indonesia. 

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi meminta doa seluruh rakyat Indonesia untuk kelancaran lobi diplomatik yang dilakukan delegasi Indonesia di AS, dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. 

"Ya, tarif impor minta doanya. Minta doanya tim ekonomi kita sedang berada di Amerika dipimpin oleh Pak Menko Airlangga untuk terus melakukan upaya negosiasi. Mohon doanya dari seluruh masyarakat Indonesia supaya tim negosiator dapat memberikan hasil yang terbaik bagi bangsa dan negara kita," ujar Prasetyo di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 11 Juli 2025. 

Ia menambahkan bahwa pemerintah berharap Amerika Serikat dapat meninjau ulang kebijakan tarif tersebut agar memberikan ruang yang lebih adil bagi perdagangan Indonesia.

"Kita berharap, kita betul-betul berharap itu Pemerintah Amerika dapat mempertimbangkan," kata Prasetyo.

Mensesneg juga menanggapi spekulasi bahwa kebijakan tarif tinggi itu terkait dengan keikutsertaan penuh Indonesia dalam blok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). 

Menurutnya, isu tersebut tidak relevan karena pengenaan tarif 32 persen terjadi jauh sebelum keanggotaan Indonesia di BRICS diumumkan secara resmi.

"Kalau menurut pendapat kami sesungguhnya tidak ada (kaitannya). Karena itu kan kalau saudara-saudara perhatikan kan tidak hanya berlaku untuk Indonesia akan begitu. Saya pikir nggak ada hubungannya," kata Prasetyo. 

Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya tawaran baru dari pihak Indonesia dalam proses negosiasi, Prasetyo menyebut belum ada paket tawaran tambahan yang dikirimkan, karena pemerintah menilai bahwa proposal sebelumnya sudah menjawab keprihatinan pihak AS.

"Untuk sementara tidak ya. Karena apa yang sejak beberapa waktu yang lalu disampaikan tawaran tersebut kita merasa sebenarnya itu sudah menjawab apa yang menjadi tuntutan dari atau kehendak dari teman-teman AS," ujarnya.

Sementara itu, wacana pertemuan antara Presiden Indonesia dan Presiden AS, Donald Trump masih belum memiliki jadwal pasti.

"Belum. Belum diatur jadwalnya, belum," kata Prasetyo singkat.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA