Ribka menduga penyelenggara pemilu di Dapil Jabar IV yang meliputi Kota dan Kabupaten Sukabumi melakukan pelanggaran berupa penggelembungan suara untuk caleg PAN, Desy Ratnasari.
"Sekarang maju ke DKPP. Maju ke DKPP. Biar aja itu Panitia Pengawas maupun KPUD, biar saja itu nanti ditentukan bahwa dia bersalah," kata Ribka kepada wartawan, Kamis (3/10).
Diketahui, Desy menjadi caleg yang dinyatakan lolos sebagai legislator periode 2024-2029 oleh KPU setelah mengantongi 78.306 suara.
Ribka mengungkapkan penggelembungan suara untuk Desy misalnya terjadi di Cikidang dan sisa suara yang tidak terpakai di Dapil Jabar IV.
Menurutnya, Desi tanpa penggelembungan suara oleh oknum penyelenggara pemilu itu tidak akan bisa lolos ke Senayan.
"Secara sampel sudah ada bukti-bukti itu dan itu pernah dikatakan keberatan, ya, dengan itu karena ada kecurangan, tetapi KPU santai saja enggak menanggapi protes kami. Panwas juga begitu, makanya itu aku bawa ke DKPP," lanjut Ribka.
Dia mengatakan upaya ke DKPP untuk menuntut keadilan di Dapil Jabar IV direstui oleh Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Ada perintah dari Ibu (memperjuangkan suara, red) tetapi, Ibu kan, enggak mungkin apa itu namanya, menyerahkan, ya, sudah ada perintah itu," ujar Ribka.
Ribka bahkan menyebut Megawati dalam sebuah pertemuan merasa sedih kalau dirinya kalah lantaran dicurangi oleh Desi yang pernah menjadi penyanyi.
"Masa pejuang kalah sama penyanyi. Iya, lo, kalau Ning kalah tak tangisi bener, lo. Ning itu, kan dibegitukan (dicurangi, red), karena dekat sama aku (Megawati, red)," kata Ribka menirukan ucapan Megawati dalam sebuah pertemuan.
Namun, Ribka merasa DPP PDIP kurang serius mendukung langkahnya ke DKPP, padahal Megawati merestui upaya menuntut keadilan tersebut.
Ribka menganggap DPP PDIP tidak serius membantunya memperjuangkan suara yang diduga dialihkan kepada Desi.
Dia menyebut partai lain seperti Gerindra dan Demokrat malah mau membantu dengan siap menghadirkan saksi dalam persidangan di DKPP yang bakal dilaksanakan pada Desember 2024.
"Sekarang di DKPP itu yang siap jadi saksi itu dari Gerindra, dari Demokrat, bayangkan semua kasus itu. Golkar pun tahu. Teman-teman Golkar itu tahu kasus itu. DPP (PDIP) diem saja. Itu, kan, yang bikin aku pusing. Aku, nih, DPP, kader lama. Kenapa, sih, sebenernya ada apa? Begitu," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: