Terlebih Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dengan warganya yang beraneka ragam suku, budaya, dan agama.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Gousta dalam diskusi Paskibraka Pasukan Penjaga Merah Putih bertajuk "Jangan Nodai Kebhinekaan Indonesia" di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8).
"Suka enggak suka sebagai Paskibraka itu jadi Duta Pancasila, bagaimana kita bisa mengemban amanah untuk menjaga kebhinekaan," kata Gousta.
Senada dengan Gousta, hadir juga dalam diskusi, Anggota DPR Komisi X Himmatul Aliyah dari Partai Gerindra justru menyebut Paskibraka telah menjalankan kebhinekaan itu.
Meski, belum lama ini Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengeluarkan isu tidak diperkenankannya paskibraka menggunakan hijab saat upacara.
"Aturan yang melarang penggunaan hijab harusnya menghormati ini tidak layak dilakukan BPIP selaku badan yang justru pembinaan. Tetapi kok malah langgar tugas pokok fungsi dan melanggar UUD 1945 Pasal 29," kata Himma.
Masih soal larangan hijab bagi Paskibraka, Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Arif Fahrudin mengaku bahwa keputusan BPIP yang belakangan diklarifikasi bisa mengamputasi Hak Asasi Manusia (HAM) dalam hal agama.
Untuk itu, belajar dari kasus kemarin yang menimpa Paskibraka, sejarawan Asep Kambali meminta para generasi muda untuk melek sejarah dimana Kebhinekaan sudah ada sejak jaman perjuangan dan harus dijaga.
BERITA TERKAIT: