Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gen Z Pengangguran Ancam Bonus Demografi, Pembangunan SDM Harus Lebih Diutamakan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 24 Mei 2024, 04:59 WIB
Gen Z Pengangguran Ancam Bonus Demografi, Pembangunan SDM Harus Lebih Diutamakan
Ketua DPW PKS Jabar, Haru Suandharu/RMOLJabar
rmol news logo Fenomena maraknya kalangan Gen Z yang menganggur merupakan ancaman serius bagi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045. Jika tidak diiringi kesempatan kerja yang besar, bonus demografi bisa menjadi bom waktu.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati merespons rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait hampir 10 juta penduduk berusia 15-24 tahun (Gen Z) berstatus not in employment, education, and training (NEET) alias menganggur.

BPS merinci, anak muda yang paling banyak NEET justru berada di daerah perkotaan, yakni sebanyak 5,2 juta orang dan 4,6 juta di pedesaan.

"Angka 10 juta pengangguran Gen Z sudah jadi tanda-tanda jika bonus demografi kita tidak terkelola dengan baik," ujar Kurniasih dalam keterangannya, Kamis (23/5).

Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, anak muda saat ini tidak bisa disamakan dengan generasi sebelumnya. Artinya, harus ada treatment khusus, terutama dari sisi pendidikan maupun dunia kerja

"Kita sudah menyadari hadirnya bonus demografi, maka di hulu pentingnya pendidikan skill dan di hilir pentingnya terbukanya luas kesempatan kerja," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPW PKS Jabar, Haru Suandharu mengungkap sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk menekan pengangguran di kalangan Gen Z. Terlebih bagi Jawa Barat yang memiliki 25,39 juta angkatan kerja.

Menurut Haru, peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) harus menjadi fokus pemerintah untuk menghadapi bonus demografi. Sehingga, angkatan kerja yang banyak bisa terserap dan benar-benar bermanfaat.

“Jangan sampai angkatan kerja banyak tapi enggak kerja, karena enggak siap. Lapangan kerja ada, tapi enggak terampil, kan repot. Itu yang saya harap justru kita ini fokusnya ke SDM, jangan infrastruktur saja,” beber Haru.

Haru pun menekankan pentingnya pemerataan akses pendidikan, termasuk upaya menghilangkan paradigma sekolah favorit menjadi langkah yang harus dilakukan sebagai pondasi dasar dalam membentuk SDM unggul.

"Yang bagus itu siswanya, bahkan kalau gurunya beda-beda jadi aneh. Karena guru harus standar, baik negeri atau swasta harus sama," tegas bakal calon Gubernur Jawa Barat dari PKS.

"Sekolah di mana saja yang dekat dengan rumahnya kualitasnya sama, yang penting infrastruktur sama dan itu bagian dari upaya pemerataan pembangunan," paparnya.

Jika pembangunan SDM bisa menjadi fokus pemerintah, Haru optimistis, Indonesia Emas 2024 bisa terwujud karena bonus demografi yang disiapkan adalah generasi berdaya.

“Jadi kita fokus ke SDM. Kita harus mempersiapkan bonus demografi secara serius,” pungkas Haru. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA