Begitu pandangan Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun dalam Diskusi Publik Komunitas Sosiolog Indonesia "Situasi Sosial dan Kebatinan Masyarakat Jelang Pilpres 2024" yang digelar di Kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (11/1).
"Gen Z jumlah 27 persen ditambah, gen milenial 25 persen kalau digabung 52 persen dan ditambah anak yang baru punya KTP 17 tahun sampailah 55 persen. Itu adalah penentu masa depan republik ini," kata Ubedilah.
Hal senada juga disampaikan oleh Pendiri Research and Consulting (SMRC) Saiful Mujani, yang membantah pandangan bahwa Gen Z apatis dengan pemilu saat ini.
"Klaim bahwa Gen-Z apatis itu saya enggak setuju, fakta di angka-angka yang saya teliti mereka cukup engage dengan caranya sendiri terlibat dengan situasi politik saat ini," kata Saiful.
Memang di satu sisi, Saiful meyakini masih ada anak muda saat ini yang belum mendapat informasi sepenuhnya soal politik. Untuk itu Saiful meminta publik tidak memukul rata dengan anggapan Gen Z apatis di Pemilu 2024.
"Saya tidak melihat gejala itu (apatis), mereka mau, cuma masalahnya Gen Z cukup bervariasi, ada yang well information, ada yang tidak, oleh karena itu tidak bisa pukul rata," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: