Pengamat politik Citra Institute, Efriza mengamati, sosok Ketua Umum PAN yang kerap disapa Zulhas itu telah menggunakan bahasa yang dianggap publik mempolitisasi agama.
Menurutnya, hal itu berpotensi menurunkan elektabilitas partai.
"Kalangan dari pemilih Islam memungkinkan mengoreksi diri dalam mendukung PAN, karena anggapan adanya politisasi agama yang dilakukan oleh Zulkifli Hasan," ujar Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (26/12).
Dia mendapati, elektabilitas PAN beberapa bulan ke belakang tercatat fluktuatif, sehingga ada potensi tidak lolos parliamentary threshold yang ditetapkan sebesar 4 persen.
"PAN patut berhati-hati, karena jika polemik ini berkepanjangan dan meluas, bukan tak mungkin elektabilitas PAN akan menurun karena memungkinkan masyarakat kecewa dengan PAN yang mengusung ideologi Islam ternyata malah melakukan politisasi agama," tuturnya.
Akibat Zulhas menggunakan atribut agama saat berpidato di acara APPSI maka berpotensi tidak disukai kader. Sehingga, ada kemungkinan dirinya diganti oleh sosok lain untuk menjabat Ketua Umum PAN.
"Memungkinkan kader-kader PAN juga mulai jenuh sama Zulkifli Hasan sebab di kepemimpinannya, PAN terancam tidak lolos parlemen, dan malah melakukan politisasi agama atas komunikasi politiknya," ucapnya.
"Ini menunjukkan dua hal yang memungkinkan direspons oleh kader-kadernya yakni kepemimpinan dan komunikasinya," demikian Efriza menambahkan.
BERITA TERKAIT: