Pengamat politik Citra Institute Efriza menilai, pembentukan poros keempat oleh Golkar dan PAN lebih berpeluang besar ketimbang bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dipimpin Gerindra.
"Tak mudah bergabung di KKIR, dengan mengajukan Airlangga sebagai Cawapresnya Prabowo. Karena Muhaimin dan PKB berpotensi menghalangi dan menggagalkan," ujar Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (12/7).
Menurutnya, basis islam menjadi ceruk utama Prabowo dalam meraih kemenangan pada Pilpres 2024. Secara politik, Gerindra dan Prabowo juga berpikir keras untuk mengkombinasikan Prabowo-Airlangga meski kompetitif. Alasannya, karena duet dua pembantu kabinet Jokowi itu tidak menguat sebagai basis Islam kecuali semakin menguat basis nasionalisnya.
Sebagai Parpol pemenang kedua di parlemen pada Pileg 2019 lalu, Efriza menduga Golkar punya potensi meraup suara Gerindra.
"Karena sesama warna nasionalis tadi," ucap dosen ilmu pemerintahan Universitas Sutomo itu.
Di samping itu, Efriza meyakini Prabowo akan kalang kabut jika PKB lari dari barisan koalisi, apabila Airlangga mendapat kursi Cawapres KKIR.
"Bahkan, potensi perpecahan di KKIR masih memungkinkan dengan PKB memilih hengkang, karena partai yang terakhir gabung dalam koalisi malah mendapat posisi Cawapres," tambahnya.
BERITA TERKAIT: