“Sistem terbuka pernah gaduh, DPP parpol tidak berdaya ketika menghadapi kader yang membangkang, akibat kader membiayai sendiri kemenangannya dalam suara terbanyak,†penasehat Repdem PDI Perjuangan, Beathor Suryadi kepada redaksi, Selasa (3/1).
Beathor menuturkan, sistem proporsional terbuka ini menghadirkan banyak kaum pengusaha hingga artis atau publik figur yang ikut nyaleg gampang meraup suara. Sayangnya setelah menjadi Anggota Dewan disiplin kehadiran mereka di parlemen sangat rendah.
Atas dasar itu, Beathor menilai bahwa munculnya gagasan sistem proporsional tertutup belakangan ini, antara lain sebagai akibat kondisi terkini di partai politik.
“Dengan sistem tertutup ini, parpol ingin mengukuhkan bahwa peserta pemilu itu adalah partai politik, dengan begitu otoritas regenerasi kader di Dapil ditentukan oleh DPP agar muncul calon pemimpin baru dari Daerah Pemilihan,†katanya.
Meskipun, lanjutnya, baik sistem proporsional terbuka atau tertutup tentu akan bermakna jika menampilkan regenerasi kader di Dapil, tanpa hitungan itu maka sistem pemilu tidak bermakna.
BERITA TERKAIT: