Selain itu, pengusaha juga harus terus menciptakan inovasi dalam bisnisnya, memanfaatkan kemajuan teknologi digital serta
big data agar mampu meningkatkan daya saing usaha.
Demikian disampaikan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam upaya pertumbuhan ekonomi dan menciptakan iklim usaha yang kondusif.
“Nilai digitalisasi Indonesia di 2022 sekitar Rp 20 miliar, dan ini akan berkembang menjadi Rp 125 miliar di 2025, serta Rp 300 miliar di 2030. Kesempatan ini jangan dilepas, karena Indonesia merupakan pasar yang besar untuk dunia digital,†tutur Menko Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/8).
Airlangga menuturkan, prospek ekonomi Indonesia semakin optimis ke depan. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44% (yoy) pada Kuartal II 2022.
Kondisi tersebut ditunjang dari sisi konsumsi maupun investasi. Pada sisi konsumsi, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel terus tumbuh. Prospek permintaan juga terus meningkat sehingga menjadi insentif bagi industri untuk meningkatkan produksi.
Peningkatan permintaan juga tercermin dari Purchasing Manager’s Index (PMI) yang terus berada di level ekspansif selama 11 bulan beruntun dan pada Juli 2022 tercatat senilai 51,3. Di saat yang sama, inflasi Indonesia relatif terkendali yakni sebesar 4,94% (yoy) pada Juli 2022.
“Saya harap pengusaha dapat berperan aktif menciptakan iklim usaha kondusif, juga saling bekerja sama demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," tandas Ketua Umum Partai Golkar ini.
BERITA TERKAIT: