Koordinator Siaga 98, Hasanuddin menengarai bahwa Musyarawah Rakyat Indonesia yang akan digelar 14 organ relawan Presiden Joko Widodo pada hari ini, Rabu (27/7), merupakan indikasi yang nyata.
“Mobilisasi peran figur ini sangat kentara di ruang publik, termasuk apa yang disebut dengan musyawarah rakyat,†tegasnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, sesaat lalu.
Hasanuddin mengurai, dari sisi normatif jelas sekali bahwa seseorang dapat menjadi capres-cawapres apabila diusung oleh partai politik. Namun sisi norma ini digerus habis-habisan oleh kepentingan elektoral pemilu bahwa figur yang menentukan kemenangan.
Akibatnya, figur calon dan parpol dihadap-hadapkan bukan sebagai kesatuan dalam pemilu melainkan berkontestasi.
“Hal ini merupakan bentuk deparpolisasi dalam proses pencapresan. Bahayanya dari kondisi ini adalah partai politik akan menerima citra negatif,†terangnya.
Lebih dari itu, Hasanuddin khawatir kondisi ini akan mempersulit bangsa dalam mengendalikan potensi politik identitas terulang dalam pemilu.
“Sebab, partai politik tidak mungkin melakukan politik identitas, dan dalam praktiknya politik identitas ini masuk dari figur calon,†ujarnya.
Untuk itu, penting sekali menghentikan upaya deparpolisasi dalam pencapresan melalui upaya-upaya nonkepartaian. Demokrasi dalam pemilu harus ditunjukkan melalui peran partai politik dan pemilih mendapatkan tempat pada pemilihan yang diselenggarakan secara jujur dan adil.
BERITA TERKAIT: