Mantan Dubes Indonesia untuk Ukraina Niniek Karyati mengungkap, bahwa Ukraina saat kemerdekaan di tahun 1991 menjalin kemitraan terbatas dengan Rusia, tapi ada semacam costum union atau trade union atau perjanjian perdagangan bebas di bekas jajahan Uni Soviet, namun diabaikan oleh Ukraina.
“Tawaran ini menjadi anggota eurasian custom Union, perjanjian perdagangan bersama negara-negara eksklusif Soviet. Ketika revolusi oranye itu berhenti setelah pemilihan ulang dilakukan. Kita tahu bahwa revolusi orange ini disebut oleh terjadinya kecurangan dalam pemilu, ini beda dengan gerakan demonstrasi di Kiev di tahun 2012 dan 2014 ini nggak bisa dibendung lagi,†ucap Niniek dalam seminar nasional virtual Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bertemakan "Menakar Arah Konflik Rusia-Ukrainaâ€, Senin (7/3).
Dia menambahkan karena banyak hal yang memang sudah dilakukan Ukraina sejak awal 2000-an hingga 2013 itu ternyata dengan mudah dipermainkan oleh Presiden waktu itu.
“Rakyat sangat marah karena presiden secara sepihak langsung mendirikan rencana penandatanganan asosiasi dengan Uni Eropa padahal presiden sudah berada di Lithuania ketika itu,†tegasnya.
Niniek menambahkan perjanjian asosiasi Ukraina dengan Uni Eropa ini walaupun isinya perjanjian ekonomi juga memiliki konsekuensi politik yang strategis.
"Kenapa sih Ukraina ingin betul bergabung dengan Eropa? Kita tahu bahwa Ukraina dalam usia itu sudah terjalin jauh sejak ke kaisaran Kiev dulu. Budaya mereka ini mirip bahkan sama bahasa mereka mirip bahkan sama orientasi mereka mirip tapi tidak sama perubahan-perubahan sekarang ini mungkin ada pengaruh keterbukaan informasi dan sebagainya di Ukraina,†katanya.
Dengan keterbukaan informasi tersebut, membuat Ukraina melihat bahwa mereka tetap berada di dalam konfliknya Rusia mereka tidak akan maju seperti negara-negara bekas jajahan Uni Soviet yang dulu sudah bergabung dengan Uni Eropa bahkan bergabung dengan NATO.
“Karena apa? Karena Ukraina jauh lebih kaya jauh lebih pandai orang-orangnya, dalam skillnya dan lebih besar luas negaranya. Jadi mereka mempunyai keinginan yang sangat besar dan kuat untuk maju, sehingga dengan bergabung dengan Uni Eropa mereka berharap terjadi reformasi di dalam negeri,†ucapnya.
Pihaknya menilai dengan bergabung Uni Eropa ekonomi Ukraina bisa disinkronkan dengan ekonomi yang berada di negara-negara Uni Eropa, dan bisa menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia yang selama pemerintahan sejak Ukraina merdeka itu selalu direcoki oleh Rusia yang tidak mau kehilangan Ukraina.
“Nah ketika Ukraina mengadakan perjanjian asosiasi Moskow mulai melihat sebagai suatu ancaman yang besar karena ini adalah langkah yang sangat nyata untuk menuju kepada NATO Jadi sebetulnya keinginan Ukraina bergabung dengan Barat hanya bukan baru terjadi saat sekarang ini justru sudah terjadi sejak awal tahun 2000-an,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: