Prabowo mengatakan tujuan dari pertahanan nasional adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Artinya, pertahanan sebuah negara tidak boleh diabaikan.
Lebih lanjut Prabowo mengungkapkan sebuah negara yang kaya tanpa pertahanan yang kuat akan diinjak oleh bangsa lainnya. Bahkan, ia menyebutkan negara tersebut akan didikte oleh bangsa lain.
Atas dasar itulah, diungkapkan Prabowo, Presiden Joko Widodo menaruh perhatian besar pada isu pertahanan negara Indonesia.
“Berarti pertahanan tidak boleh diabaikan. Negara kaya tanpa pertahanan yang kuat, negara itu akan diinjak-injak oleh bangsa lain. Akan didikte oleh bangsa lain. Kekayaannya akan dirampas," kata Menhan Prabowo di Ship Lift Divisi Kapal Perang PT PAL, Surabaya, Jawa Timur.
Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu, industri pertahanan Indonesia saat ini sudah mampu memenuhi kebutuhan pertanahan dalam negeri.
Prabowo berpandangan, hal ini demi mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Termasuk upaya dalam melaksanakan cita-cita kemandirian ekonomi yang berdikari.
PT PAL, kata Prabowo, adalah sebuah aset bangsa yang sangat strategis dan produknya pun memiliki kualitas dan berdaya saing.
"Karena itu harapan pemerintah, harapan rakyat adalah kemampuan ini harus digunakan. Semua investasi rakyat di aset ini harus dijaga dengan sebaik baiknya,†ujarnya.
Prabowo menjelaskan bahwa peningkatan kualitas produk pertahanan dalam negeri menjadi salah satu target utama Kemenhan. Langkah itu merupakan usaha memperkuat pertahanan Indonesia.
Dikatakan Prabowo, kemandirian pertahanan dalam negeri akan berdampak baik pada peningkatan akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Maka itu, Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo berkomitmen akan terus mengutamakan produksi alutsista pertahanan dalam negeri dalam rangka modernisasi pertahanan.
Hal ini dinilai sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi nasional di bidang pertahanan negara pasca krisis akibat pandemi Covid-19.
Sebelumnya PT PAL Indonesia (Persero) telah membangun empat unit platform KCR 60 Meter, yaitu KRI Sampari-628, KRI Tombak-629, KRI Halasan-630, dan KRI Kerambit-627.
Setelah diluncurkan, KCR 60 Meter kelima ini selanjutnya akan menjalani berbagai serangkaian proses pengujian dari para ahli dan teknisi, sebelum diserahterimakan kepada TNI AL sebagai pengguna.
Acara yang digelar di Surabaya ini turut dihadiri oleh Pangilma TNI Jendera Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, serta Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod.
BERITA TERKAIT: