Aksi pertama adalah bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3). Polisi mencatat ada sebanyak 20 korban luka akibat ledakan tersebut.
Aksi kedua, adalah seorang terduga teroris perempuan, melakukan aksi penyerangan di Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri), Rabu (31/3).
Perempuan dengan inisial ZA itu masuk ke Mabes Polri lewat pintu belakang dengan membawa senjata api dan mengarahkan tembakan ke polisi yang sedang berada di pos jaga dekat dengan gedung tempat Kapolri bekerja.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB Inspira), Rizqi Fathul Hakim, menyatakan mengecam keras tindakan teror tersebut.
"Persoalan Covid-19 secara nyata memukul jatuh ekonomi bangsa. Sedangkan persoalan intoleransi, radikalisme dan terorisme jelas itu sangat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara", tegasnya Rizqi dalam keterangannya, Kamis (1/4).
Di tahun 2021 ini, Indonesia sedang menghadapi beberapa ujian berat. Di mulai dari persoalan pandemi Covid-19, isu-isu yang memantik perseteruan sesama anak bangsa, hingga kasus teror yang belakangan ini terjadi di Makassar dan Mabes Polri.
Secara khusus, kata Rizqi, PB Inspira menyampaikan duka mendalam atas teror yang menimpa puluhan saudara kita di Gereja Katedral Makassar, dan secara umum untuk jutaan saudara Katolik di Indonesia.
"Kami mengutuk keras aksi terorisme di Gereja Katedral Makassar dan teror di Mabes Polri yang telah menciderai rasa kebhinekaan yang selama ini kita pelihara," tegasnya.
Lanjutnya, PB Inspira juga mendukung upaya Polri untuk membongkar dan menangkap semua jaringan terorisme di Indonesia sampai ke akar-akarnya.
Sebagai bentuk nyata dukungan pada Polri dalam menangkal paham intoleran, radikalisme dan terorisme, dikatakan Rizqi, PB Inspira membentuk Gerakan Rakyat Nasional Anti Teror (Geranat).
Gerakan tersebut akan dipimpin oleh Ketua Bidang Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama PB Inspira, Hafiz Azami.
Hafiz Azami pun menjelaskan, bahwa pokok kegiatan Geranat adalah memberikan edukasi dan menanamkan semangat cinta tanah air pada masyarakat.
"Kegiatan Geranat nantinya lebih bersifat kepada preventif atau pencegahan, memberikan pemahaman cinta tanah air untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, dan memperkuat persatuan serta pemahaman nilai-nilai Pancasila," katanya.
Bagi dia, berbicara toleransi dan persatuan ialah sebuah pondasi bangsa dalam mencapai suatu tujuan, Indonesia optimis untuk mencapai Indonesia Emas di tahun 2045.
"Hal itu dapat terwujud bilamana kebhinekaan, persatuan dan rasa toleransi antar anak bangsa kita rajut dan kita rawat. Tentu ini menjadi ikhtiar kami sebagai anak muda saat ini yang akan memimpin estafet kepemimpinan pada tahun yang akan datang," tutupnya.
BERITA TERKAIT: