Menanggapi hal tersebut pengamat militer Muradi menyampaikan, menjadi wakil panglima TNI harus mampu membantu dalam hal konsolidasi internal di tubuh TNI dan juga membantu kinerja panglima.
“Wakil panglima itu harus mampu membuat nyaman panglima, bukan semata-mata dia orang dekat seseorang,†kata Muradi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (15/11).
Dia membenarkan tentang aturan di TNI tentang struktur kepemimpinan. Aturannya, jika Panglimanya dari Angkatan Darat wakilnya harus dari Angkata Udara atau Angkatan Laut, demikian sebaliknya.
Muradi mengamati, antara Jenderal Andhika Perkasa dengan Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto kurang begitu dekat. Hal itu dilihatnya dari ketidakhadiran Jenderal Andhika pada peringatan Hari Pahlawan 10 November kemarin mendampingi Panglima TNI.
“Dateng enggak dia? Kan enggak. Anda bisa lihat sendiri lah,†katanya.
Menurutnya, Presiden RI Joko Widodo harus mempertimbangkan secara matang dalam memilih sosok wakil panglima TNI dan bukan karena asas kedekatan.
“Harapan pak Jokowi beliau kepala SAD memberikan
guidance yang baik untuk TNI. Saya kira enggak menarik juga tidak punya korelasi apapun,†tandasnya.
BERITA TERKAIT: