Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono menyebut jadwal munas sudah ditetapkan rutin lima tahunan setiap bulan Desember.
Agung pun menilai keliru ketika jadwal munas pada Desember itu dianggap sebagai keinginan sepihak Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
"Bulan Desember itu bukan keinginan Pak Airlangga saja, tapi memang sudah agenda yang tetap," ujarnya di Bilangan Cawang, Jakarta, Kamis (5/9).
Agung menyebut catatan Munas Partai Golkar biasa digelar Maret dan berubah menjadi bulan Oktober pada masa reformasi. Jadwal bulan Oktober dimundurkan pada Desember berdasarkan kesepakatan, dengan alasan bulan Oktober berbarengan dengan pelantikan presiden dan DPR RI.
"Biasanya Partai Golkar itu menyelenggarakan munasnya itu pada bulan mendekati waktu setelah penetapan pemerintahan, awalnya itu bulan maret penetapan presiden, tapi setelah reformasi kan geser ke Oktober, maka munasnya geser ke Desember," jelasnya.
"Jadi diselesaikan dulu nih mengutamakan kegiatan kegiatan kenegaraan, selesai kegiatan kenegaraan, agenda-agenda kenegaraan barulah kemudian agenda partai," urai mantan Menko Kesra ini.
Masih, kata Agung, catatan rutin munas pada bulan Desember dimulai pada tahun 2004 saat Jusuf Kalla memenangkan pertarungan dan menjadi ketua umum.
BERITA TERKAIT: