Nyarwi menyebutkan, hingga saat ini ia masih belum yakin kekhawatiran banyak pihak itu akan terjadi. Pasalnya, people power memerlukan partisipasi politik aktif dari seluruh elemen rakyat.
“Terwujudnya gelombang demonstrasi semacam itu butuh partisipasi politik aktif dari elemen-elemen warga masyarakat dari berbagai kalangan dan kelas sosial yang bersifat genuine dan voluntary,†jelasnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/5).
Sementara saat ini, lanjutnya, wacana people power masih sebatas pembicaraan para petinggi atau kalangan elite.
“Belum menjadi isu yang populis (dipandang penting dan urgen oleh masyarakat luas),†tegasnya.
Tak hanya itu, terwujudnya people power juga membutuhkan logistik dalam jumlah besar. Sementara jika melihat konstelasi politik pasca Pilpres, Nyarwi memandang sulit bagi pihak yang menghendaki people power untuk mendapatkan logistik yang diperlukan.
“Mobilisasi semacam itu juga butuh jaringan organisasi-organisasi lintas kelompok sosial dan daerah. Kecil kemungkinan organisasi masyarakat sipil yang ada saat ini akan mendukung hal tersebut,†pungkasnya.