Begitu kata Alumnus Lemhannas PPSA XXI, AM Putut Prabantoro, dalam seminar bertajuk “Melalui Komsos Kita Pelihara Kemanunggalan TNI Dengan Rakyat Guna Meningkatkan Semangat Bela Negaraâ€, di Bandung, Jumat (1/3) lalu.
“Lagu ‘Halo-Halo Bandung’ itu memiliki semangat nasionalisme, pluralisme, toleransi dan sekaligus patriotisme,†tegas ketua Gerakan Ekayastra Unmada dalam paparannya berjudul ‘Mari Bung Rebut Kembali’.
Diuraikan Putut bahwa lagu ini awalnya ditulis dalam bahasa Sunda. Kemudian, diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dalam masa pendudukan Jepang dengan maksud untuk mengikis pengaruh budaya Belanda.
Ketika Belanda ingin menguasai Bandung kembali setelah kemerdekaan, lagu tersebut digunakan untuk membangkitkan semangat perjuangan.
“Dan, dari lagu ini kita bisa melihat
spirit yang adalah dalam lagu itu, yakni spirit nasionalisme, pluralisme, toleransi dan juga tidak lupa dengan sejarah,†tegasnya.
Putut menjelaskan bahwa ada makna mendalam di balik kata-kata “Bandung, Ibukota Periangan, Beta, Kau dan Bung†dalam lagu tersebut. Beta adalah kata ganti orang untuk diri sendiri (saya) yang berasal dari daerah Indonesia Timur.
Sementara Kau adalah sebutan untuk menyebut pihak kedua dari bahasa Indonesia atau Melayu.
“Bung adalah sebutan kehormatan untuk semua orang pada saat perjuangan, tanpa mengenal diskriminasi ataupun latar belakang. Dan dalam sejarah, sapaan ‘Bung’ ternyata juga terkait dengan sapaan kepada orang lain secara terhormat sebagaimana kakak atau abang,†urainya.
Atas alasan itu, Putut menilai anggapan Jabar sebagai daerah yang memiliki tingkat intoleransi atau radikalisasi paling tinggi di Indonesia, sangat bertentangan dengan semangat lagu “Halo-Halo Bandungâ€. Sebab lagu itu sarat dengan semangat perjuangan, semangat nasionalisme, semangat toleransi, dan sangat mengakui keberadaan sebuah sejarah.
“Oleh karena itu, masyarakat Bandung perlu memulai dengan mengumandangkan lagi lagu ‘Halo-Halo Bandung’ kembali. Jawa Barat akan menjadi seperti yang kita harapkan, jika masyarakat Bandung mengawali memaknai lagu ‘Halo-Halo Bandung. Mari Bung Rebut Kembali... ,†ujar Putut Prabantoro
Seminar ini turut dihadiri Mayor CZI Asep Sugiarto Dari Kogartap II/Bandung, Veronika Etty Sriwidayanti MM dari Diperindag Provinsi Jabar, AKBP Rusman dari Polda Jabar, dan Kolonel Bastari (dosen Unhan) sebagai moderator.
***