Menurut mantan Stafsus Menteri ESDM Said Didu, jalan tol itu mahal karena kerap dijadikan target politik.
"BUMN ditugaskan membeli itulah makannya cost-nya tinggi. Bunga utangnya yang menyebabkan cost-nya makin tinggi. Itulah yang terjadi kenapa biaya tol kita per kilometer naik mahal sekali, karena hanya itu dijadikan target politik," ujar Said Didu dalam diskusi publik di Media Center BPN Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya No.35, Jakarta, Jumat (8/2).
Seringainya Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol memungkinkan terus penambahan ruas. Tiap ruas selalu diresmikan sementara BUMN yang diwajibkan membeli, kesulitan membayar biaya tersebut.
"Pasti teman-teman bertanya-tanya Pak Jokowi sering meresmikan jalan tol, padahal itu milik swasta. Karena satu ruas jalan tol itu sangat seksi, padahal peresmian jalan tol itu bukan kerja pemerintah tapi swasta," ungkapnya.
Baca:
Gerindra: Tarif Tol Trans Jawa Harus Masuk AkalJalan tol sesuai peraturan harus membuat biaya semakin murah, bukan sebaliknya. Kalau yang terjadi malah semakin mahal, Said Didu menegaskan ada yang salah.
"Menurut aturan, biaya jalan tol harus lebih murah dengan jalan biasa. Tapi kalau lebih mahal berarti ada yang salah diinvestasinya," pungkas Said.
[rus]