Sehingga, menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, isu ini seakan menjadi andalan bagi kubu oposisi.
"Ini jadi isu andalan bagi oposisi. Kita tahu Andi Arief dan Demokrat sekarang ada di kubu Prabowo-Sandi. Seruan itu jelas agar gerakan ini terpacu untuk menangkan salah satu paslon," ucap Ujang kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/2).
Dalam akun twitter pribadinya, Andi Arief menyerukan agar alumni 212 berkumpul kembali untuk menegakkan pemilu jujur jelang 17 April 2019 mendatang.
Seruan Andi Arief itu juga dilatarbelakangi adanya potensi kecurangan yang dilakukan oleh kubu capres petahana Joko Widodo.
Menurut Ujang, trik politik itu sudah terjadi lama di mana oposisi selalu menuduh petahana melakukan kecurangan.
"Bagi pihak oposisi selalu menuduh siapapun pejabat yang sedang berkuasa ada kecurangannya. Itu kan sebenarnya bisa dilaporkan, jadi biarkan nanti masyarakat yang menilai siapa yang curang, siapa yang tidak," pungkasnya.
[rus]