Kunjungan ini disambut hangat Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, dan jajaran pimpinan PBNU lainnya.
Saiq Aqil menyebut bahwa kunjungan ini menjadi bukti bahwa hubungan PBNU dengan masyarakat Arab Saudi selalu baik dari waktu ke waktu. Meskipun, beberapa waktu lalu, PBNU mempermasalahkan kicauan Dutabesar Arab Saudi, Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi.
Secara tersirat, Osama sempat menyebut Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang merobek bendera bertulis kalimat tauhid sebagai organisasi menyimpang.
“Kedatanganya memperbaharui dan mempertegas bahwa hubungan dengan NU dengan masyarakat Saudi Arabia sejak dulu, sekarang dan seterusnya akan selalu baik. Adapun sekali-kali ada gesekan, namanya saudara, kadang-kadang ada kesalahan,†ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Yahya menyebut bahwa setiap orang beriman memiliki ikatan persaudaraan yang kuat. Untuk itu, dia datang ke PBNU untuk memperkuat persaudaraan antara Arab Saudi dengan Indonesia.
"Pemerintah Saudi Arabia sangat-sangat mengharapkan hubungan Indonesia-Saudi Arabia semakin erat. Di mata kerajaan Saudi Arabia, Indoensia punya pandangan tertentu. Indonesia dengan banyak penduduknya muslim," katanya.
Pemerintah Saudi telah resmi mengganti Osama. Namun demikian Kepala Kantor Divisi Media Kedutaan Arab Saudi Ahmad Suryana mengatakan bahwa pengganti Osama belum tiba di Indonesia, sehingga belum dipublikasi. Sementara kapasitas Yahya adalah sebagai wakil Dutabesar Saudi.
"Beliau sebagai kuasa usaha Kedutaan Besar Arab Saudi atau disebut juga wakil dubes,†terang Suryana kepada
Kantor Berita Politik RMOL.
[ian]