Semasa kekuasaan Orde Baru, Megawati dianggap simbol perlawanan terhadap Presiden Soeharto khususnya melalui PDI.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudintak ragu cerita bahwa Soeharto menanamkan jasa ke keturunan Soekarno agar suatu ketika putra-putrinya bisa memetik hasilnya. Ujang mengingatkan, dalam politik, tidak mungkin memberi celah lawan untuk besar apalagi berkuasa.
"Tak mungkin Soeharto membesarkan PDIP dengan memerintahkan LB Moerdani, Agum Gumelar, dan Hendropriyono. Karena Soeharto itu kekuasaannya tersentral pada dirinya. Jangan ada orang lain atau partai lain besar," terang Ujang kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin malam (3/12).
Justru dugaan pengajar dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) ini, kemungkinan Soeharto tidak tahu menahu sepak terjang ketiga jenderalnya itu dalam mem-
backup Megawati.
"Mungkin-mungkin saja. Kerja intel
kan diam-diam," imbuhnya.
Terlebih sejak Soeharto tumbang diketahui anak-anak buahnya tersebar di hampir semua partai.
"Murid Soeharto hampir ada di semua partai. Mungkin saja di PDIP juga ada. Karena
kan orang-orang Orba masih banyak bercokol di partai-partai. Namun karena Orbanya sudah tumbang, maka memakai baju yang lain," pungkasnya
.[wid]
BERITA TERKAIT: