"Itu sebenarnya konseptualisasi yang dipakai oleh Kiai Ma'ruf Amin ketika dia melihat realitas politik di lapangan. Jadi saya secara pribadi tidak melihat ada motivasi dari Kiai Ma'ruf Amin untuk tidak menghormati kaum difabel," kata Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Ahmad Basarah menanggapi maksud cawapres KH Ma'ruf Amin yang menggunakan kata-kata 'budek dan buta', kemarin (Selasa, 13/11).
Wakil Ketua MPR RI itu juga memberikan contoh dari realitas politik yang tidak berdasarkan fakta dimaksud.
"Misalkan propaganda masyarakat dalam keadaan hidup susah. Kita sudah menjelaskan dari data statistik yang kita punya berdasarkan sumber resmi, masyarakat Indonesia ekonominya masih berjalan fine-fine saja, masih normal-normal saja," papar Basarah.
Sebelummya diberitakan, dalam peresmian rumah relawan Barisan Nusantara (Barnus), di Jalan Cempaka Putih Timur, Nomor 8, Jakarta Pusat, beberapa pekan lalu, Ma'ruf menyebut Jokowi telah berhasil membuat daerah makin maju, sehingga hanya orang yang 'budek dan buta' yang tak menyadari prestasi itu.
"Nah, Kiai Ma'ruf menganggap orang-orang semacam ini yang pikirannya yang telinganya itu sudah ditulikan, matanya itu sudah dibutakan karena tidak melihat realita," demikian Basarah.
[jto]