Peneliti senior dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman menjelaskan, di media sosial, baik kubu Jokowi maupun pihak lawan sama-sama dianggap telah melakukan kebohongan.
Ada yang menganggap pemerintahan Jokowi telah berbohong karena tak berhasil mewujudkan janji kampanye Pilpres 2014, ada pula yang menganggap kubu sebelah sudah menyebarluaskan informasi bohong untuk mendegradasi prestasi pemerintah.
"Saya pikir diksi narasi bohong sudah terbangun mindset. Tinggal siapa yang mau dipercaya, pasangan mana yang mampu meyakinkan bahwa rezim bohong ini, rezim ini, bukan ini," kata Ikrama di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/10).
Makanya, ditekankannya isu tentang kebohongan hanyalah soal momentum. Adapun yang mengambil keuntungan besar tentang isu itu hanyalah mereka yang berani mendeklarasikan kubu lawanlah yang telah berbohong.
"Tujuannya ya untuk menyeret perhatian publik," ujarnya.
[nes]
BERITA TERKAIT: