Event yang diikuti oleh 26 kontingen dengan 245 orang perserta tersebut digelar di Padepokan Voli Sentul, Bogor mulai 29 September sampai 1 Oktober. Sebelumnya, zona pertama dan kedua digelar di Jawa Timur dan Jawa Tengah-Yogyakarta.
Ada tiga cabor yang dipertandingkan, yaitu bulutangkis, voli, dan hadang. Sebagaimana dituturkan Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini, cabor hadang menjadi yang paling menarik perhatian.
Atas alasan itu, Anggia dalam sambutannya saat membuka acara itu meminta agar olahraga tradisional tersebut terus dilestarikan.
"Secara teknis permainan, hadang memiliki banyak nilai," kata Anggia dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/9).
Anggia berharap POP menjadi event tahunan agar lebih banyak lagi perempuan yang terjun ke bidang olahraga. Meski tidak bertujuan mencetak atlet, melalui POP perempuan bisa membiasakan diri untuk berolahraga dan menjadi pencetus pembudayaan olahraga di masyarakat.
“Fatayat mengajak para perempuan untuk mau bergerak sehat,†sambungnya.
Anggia menyebut bahwa kegiatan POP Fatayat NU zona ketiga ini dibuka dan diapresiasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Imam Nahrawi. Sesuai pesan Menpora, POP diharapkan bisa menjadi pemicu agar olahraga bisa menjadi budaya dan gaya hidup bagi perempuan.
"Menpora meminta agar POP menjadi semangat bagi kita terutama kaum perempuan untuk semangat berolahraga dan melahirkan generasi penerus atlet Indonesia melalui ibu-ibu hebat di sini," jelasnya.
Olahraga, menurut dia, tidak hanya bicara soal prestasi dan piala atau medali. Olahraga lebih pada edukasi terhadap anak-anak terkait nilai sportivitas dan kerjasama.
"Jadi perlu dikedepankan nilai edukasinya juga," terangnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: