MOGA-moga Mas Prabowo, menang atau kalah, bisa mengingatkan Mas Sandi bahwa konstitusi kita adalah sosialitik. Tidak ada itu "good capitalist." Good capitalist apapun dan bagaimanapun tidak akan memandang keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat sebagai hak sosial rakyat, melainkan sebagai sekadar altruisme-filantropi.
Ekonomi Pancasila tidak mengenal free market (market sovereignty) berikut free-competition sebagai mekanisme bawaannya. Tidaklah ada itu market sovereignty atau daulat pasar di dalam paham konstitusional Indonesia.
Pasar lah yang harus friendly kepada rakyat dan friendly kepada negara karena dalam Ekonomi Pancasila yang berlaku adalah people sovereignty alias daulat rakyat. Pasar mengabdi kepada kepentingan rakyat.
Mas Prabowo harus selalu mengingatkan Sandi yang good capitalist itu (yang bukan rent seeker ganas yang ribawi) bahwa doktrin nasional kita adalah Tahta untuk Rakyat (sayang semangat liberalisme telah mengamandemen/merusak Pasal 1 ayat 2 UUD 45 asli).
Posisi rakyat dalam perekonomian Indonesia adalah sentral substansial, posisi kaum pemodal (the market forces) adalah menjadi menjangga kewajiban to be friendly kepada rakyat dan negara, bukan kepada pemodal (saya jelaskan di buku teks saya The Markets Are Actually The Global Financial Tycoons). Tentu tidak sulit bagi Sandi mengikuti acuan sosialistiknya Prabowo karena dasarnya Mas Sandi toh cinta rakyat. Selamat berjuang ya Mas Prabowo dan Mas Sandi.
[***]
Profesor Sri Edi Swasono(Guru Besar Ekonomi UI, menantu Proklamator Bung Hatta)
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: