Kerjasama Universitas Bung Karno Dengan Universitas Madzahib Iran

Sabtu, 11 Agustus 2018, 13:16 WIB
Kerjasama Universitas Bung Karno Dengan Universitas Madzahib Iran
ADA yang berbeda dalam pertemuan antara Universitas Madzahib Islam (UMI) dan Universitas Bung Karno (UBK), Selasa, 7 Agustus 2018 di Jalan Pegangsaan Timur No. 17A. Pertemuan tersebut mengawali sejarah baru nasionalisme religius di negeri ini.

Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, menyaksikan langsung peristiwa bersejarah tersebut yang diawali dengan penandatangan kerjasama antardua universitas Indonesia dan Iran yang diwakili UBK dan UMI. Kedua universitas punya bobot sejarah masing-masing.

UMI sendiri didirikan oleh Pemimpin Besar Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei 25 tahun lalu dalam rangka mewujudkan cita-cita Pendiri Revolusi Islam Iran, Almarhum Imam Khomeini. Sementara UBK sendiri juga berdiri membawa mimpi mewujudkan visi besar Bung Karno pada bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa dunia.

Visi kebangsaan Soekarno dan  keummatan Imam Khomeini sangat jelas, yaitu persatuan. Rektor UMI, Dr Mokhtari, dalam kesempatan tersebut menyatakan, persatuan menjadi filsafat Bapak Revolusi Indonesia sebagaimana yang dituangkan dalam sila Pancasila.  Dengan demikian, filsafat kebangsaan dan keummatan  Imam Khomeini dan Soekarno itu seragam.

Rachmawati Soekarnoputri dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan, sebuah bangsa bila ingin menjadi besar dibutuhkan sebuah ideologi kuat. Sementara ideologi sekuat apapun menjadi lemah dalam implementasi ketika tidak dukung persatuan. "Umat Islam harus bersatu karena mereka adalah tonggak bangsa ini".

Menanggapi fenomena perbedaan di dalam Islam, Syekh Abdel Baset Nourizad, ulama Sunni asal Iran, menjelaskan, tidak ada perbedaan mendasar antara Sunni dan Syiah. Syekh Abdel Baset yang juga ditunjuk sebagai Imam Sholat Jumat di Golistan, Iran Utara, menjelaskan, bila ada perbedaan antarmadzhab, tidak ada hal yang substansial. "Perbedaan tidak harus diperselisihkan hingga masuk ke ranah konflik," kata Syekh Abdel Baset bermadzhab Hanafi di hadapan Rachmawati Soekarno.

Rachmawati Soekarnoputri menjelaskan, neo-imperialsme tak menghendaki ummat Islam bersatu. Karena itu, berbagai konspirasi direncanakan untuk menggerus kekuatan ummat Islam. Pada dasarnya menurut putri Soekarno yang mewarisi ideologi ayahnya, konspirasi adu domba tidak hanya menyasar pada ummat Islam saja, tapi terhadap seluruh bangsa di negara ini.

Universitas Madzahib Islam (UMI) dan Universitas Bung Karno (UBK) bersepakat untuk melakukan pertukaran mahasiswa bahkan dosen. UMI juga siap menfasilitasi dan memberikan bea siswa penuh kepada mahasiswa UBK untuk melanjutkan program magister dan doktoral di UMI yang berpusat di Tehran.

Saat ini, UMI memiliki sekitar 200 mahasiswa asing dari berbagai negara. UMI sendiri berpusat di Tehran dan cabang-cabangnya sebanyak 25 kampus tersebar di berbagai negeri Iran. Bahkan ada rencana membuka representasi universitas di berbagai negara termasuk sejumlah negara Arab. Bahkan ada rencana UMI akan membuka cabang di London.

Tidak menutup kemungkinan cabang UMI akan dibuka di Indonesia melalui kerjasama dengan UBK mengingat negeri ini sebagai negara muslim terbesar di dunia. Terkait hal ini, Rektor UBK, Drs. Soenarto Sardiatmadja, MM. MBA menyambut baik dan siap melakukan kerjasama dengan UMI untuk membuka cabang di Indonesia.

Dr Mokhtari selaku Rektor UMI secara khusus mengundang Rektor UBK, Drs. Soenarto Sardiatmadja, MM., MBA dan Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri berikut sejumlah dosen berkunjung ke UMI di Tehran, Iran. UBK dan UMI juga bersepakat akan menggelar seminar yang mempopulerkan pemikiran kolektif, Soekarno dan Imam Khomeini, khususnya terkait persatuan, baik di Iran maupun di Indonesia. [***]

Alireza Alatas
Penulis adalah pembela Islam dan NKRI/aktivisi Silaturahmi Anak Bangsa Nusantara (Silabna)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA