Sebab, Airlangga memiliki kelebihan dari segi chemistry dengan Jokowi. Hal ini ditandai ketika Airlangga bertemu Jokowi beberapa waktu lalu. Jokowi mengenakan kaos kuning dan Airlangga dengan kaos putih.
Begitu kata pengamat politik dari Unversitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing usai menjadi pembicara dalam diskusi ‘Jokowi Memilih Cawapres’ di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7).
"Jadi ada bertukar simbol di sana itu menunjukkan suatu chemistry," terang Emrus.
Selain itu, chemistry lainnya, jabatan Airlangga sebagai Menteri Perindustrian sekaligus menjadi Ketua Umum Golkar. Emrus menilai, ada kedekatan sosiologis dan psikologis.
"Kalau saya lihat relasi mereka berdua, lambang nonverbal yang ditunjukkan oleh Airlangga menempatkan dirinya sebagai pembantu Presiden," paparnya.
Meski demikian, lanjut Emrus, Airlangga bukan tanpa kelemahan. Dari segi elektabilitas, Airlangga belum menunjukkan suatu peningkatan yang menggembirakan.
"Selain itu, apakah parpol pendukung lain rela jika Airlangga jadi cawapres Jokowi? Sebab, status cawapres bisa jadi 'karpet merah' bagi Airlangga di Pilpres 2024," tukasnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: