Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa menduga, dicoretnya nama Amien Rais akibat adanya masukan dari sesepuh dan ulama Yogyakarta.
Mereka tidak ingin terjadi pro dan kontra di tengah masyarakat, meski Amien berasal dari sana.
"Daripada muncul aksi penolakan-penolakan dari warga Yogyakarta. Kandang sendiri, kok ditolak," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (29/5).
Alasan lain, selama ini Amien dikenal sering mengkritisi kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Bisa jadi, masyarakat Yogyakarta sudah tak ingin lagi mendengar celotehannya Amien Rais.
"Sri Bintang saja enggak mau akui Amien Rais sebagai tokoh reformasi, apalagi rakyat,†tegasnya.
Untuk itu, kata dia, pencoretan nama tersebut seharusnya dijadikan Amien Rais sebagai bahan renungan, dan evaluasi diri.
"Perbanyak istighfar dan mengingat dosa-dosa masa lalunya,†desaknya.
Ketimbang Amien Rais, Willy mengaku yakin warga Yogyakarta justru lebih menerima tausiyah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode dari tahun 1998-2005 Ahmad Syafi'i Ma'arif alias Buya Syafi'i.
"Karena ceramah Buya Syafi'i lebih adem, bukan jadi tukang ribut,†demikian Willy yang juga mantan aktivis 98 ini.
Aksi Bela Bangsa rencananya akan digelar pada 1 Juni 2018 di area Titik Nol Kilometer, Yogyakarta.
[sam]