Demikian dikatakan Pendiri Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali, saat membuka acara Urun Rembuk Kebangsaan bertema "Membangun Optimisme Masa Depan Indonesia Dalam Perspektif Nasional dan Global", di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Rabu (25/4).
Acara yang digelar Nusantara Foundation ini menghadirkan mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, sebagai pembicara kunci. Para pembicara lain adalah para tokoh nasional dan ilmuwan yaitu Azyumardi Azra, Effendi Gazali, Jaya Suprana, Eros Djarot dan Phillips Wijaya.
"Indonesia ini bangsa yang hebat dan besar, membuat bangsa lain harus iri hati," kata Imam Shamsil Ali.
Ia akui bahwa akhir-akhir ini Indonesia alami sedikit kemunduran dalam berbagai bidang.
"Maka harus ditanyakan apa yang harus kita lakukan untuk mengembalikan kegemilangan Indonesia," katanya.
Dalam pandangannya, situasi Tanah Air saat ini juga mencerminkan bangsa Indonesia yang mengalami penyakit minder dan pesimisme.
"Dulu bangsa ini mengekspor ulama, kini belajar Islam pun ke Malaysia. Situasi ini menimbulkan rasa minder. Bagaimana kehebatan ulama-ulama nusantara kita? Bagaimana kita angkat ulama-ulama kita tak kalah penting dari ulama Timur Tengah," gugatnya.
Ia juga mengungkap, rasa minder juga hinggap di kalangan ilmuwan asal Indonesia. Mereka merasa kalah saing dengan para ahi yang datang dari luar negeri.
"Rasa minder ini harus kita perangi. Maka usaha kita saat ini adalah membangun optimisme karena modalnya ada," tegasnya.
Tentang Nusantara Foundation, ia katakan lembaganya berdiri di atas dua kaki yang tak terpisahkan, Amerika Serikat dan Indonesia.
"Tanggung jawab kami membangun jembatan antara dua bangsa besar ini. Indonesia sebagai negara muslim terbesar dan Amerika negara demokrasi terbesar," ucapnya.
"Tanggung jawab kami menjembatani dua bangsa ini. Kalau itu terjadi maka banyak permasalahan yang akan terselesaikan," tambahnya.
[rus]