Acara tersebut bertujuan untuk mendukung penguatan perdamaian dan stabilitas di wilayah Muslim Mindano (the Bangsamoro) Filipina. Ketua, wakil ketua dan sejumlah pejabat tinggi dari Moro Islamic Liberation Front (MILF) akan turut hadir.
Dari pihak Indonesia sendiri, diikuti oleh sejumlah tokoh perdamaian dan politik di Aceh serta pemangku kepentingan lainnya di Jakarta.
"Kami berharap proses perdamaian Aceh tidak hanya membawa keberkahan bagi rakyat Aceh saja, melainkan juga menjadi kabar gembira dan optimisme bagi negara-negara lain bahwa perdamian dan proses transisi pasca konflik dapat dilaksanakan dengan baik atas dasar saling memahami dan saling mempercayai,†ujar anggota Komisi III DPR, Muhammad Nasir Djamil melalui siaran pers, Selasa (30/1).
Tak hanya itu, Nasir Djamil yang juga pembicara dalam diskusi tersebut berharap pihak MILF dapat mengambil pembelajaran positif dari proses perdamaian Aceh seperti metode negosiasi, membangun kesepakatan dan kesepahaman, serta kolaborasi kepemimpinan dalam hal pembentukan gerakan politik dan sosial dalam konteks otonomi daerah.
"Ada banyak hal positif dan konstruktif yang dapat diambil oleh MILF untuk penguatan perdamaian dan stabilitas disana. Program Sharing seperti ini, juga merupakan amanah kostitusi kita dimana Indonesia harus ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia. Oleh karenanya program seperti ini wajib kita dukung bersama," pungkasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: