Menurut mantan Menteri Kehutanan itu, dalam konteks Indonesia, gerakan komunisme PKI akan bangkit atau tidak tergantung pada sejauh mana tingkat persoalan sosial di masyarakat. Seperti menyangkut dua hal: kemiskinan dan kesenjangan.
"Kedua hal ini bisa menjadi pintu untuk propaganda komunis itu sendiri," ujar Ka'ban melalui keterangan tertulis, Senin (15/1).
Ka'ban yang juga politisi senior PBB ini mengimbau semua pihak, pemerintah, TNI/Polri, tokoh dan rakyat tidak boleh lengah sedikit pun terhadap gerakan komunisme.
"Karena apa, bisa jadi ada suatu kekuatan tertentu dengan menginternasionalisasi isu komunisme ini. Semua harus waspada," ajak dia.
PKI, walaupun telah dilarang dengan TAP MPRS 1996, yang notabene sampai saat ini masih berlaku, namun kewaspadaan mutlak diperlukan.
"Luka sejarah yang ditimbulkan masih cukup dalam, belum sembuh," terang Ka'ban.
Saat ini, lanjut dia, di berbagai daerah seperti kejadian terakhir di Banyuwangi, Jawa Timur melalui aksi-aksi di jalan dengan membawa simbol 'palu arit', bisa saja adalah bagian dari propaganda.
"Dijadikan bibit persemaian ideologi serta untuk menunjukan eksistensi. Jadi tanda-tanda kebangkitan itu memang ada, kasus Banyuwangi itu bagian kecil dari awal kebangkitan PKI," tutup Ka'ban.
[san]