ZB Ingatkan Oknum DPP Golkar Berhenti Berakrobat Politik Murahan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Senin, 04 Desember 2017, 10:36 WIB
ZB Ingatkan Oknum DPP Golkar Berhenti Berakrobat Politik Murahan
Zainal Bintang/Net
rmol news logo . Golkar adalah parpol besar dan terbilang papan atas. Usianya cukup tua, sarat pengalaman sejarah. Memiliki banyak kader handal di tingkat nasional. Punya infrastruktur yang bagus dan kader di daerah yang mumpuni sampai di akar rumput.

Pada Pemilu 2014 Golkar berhasil meraih suara 18.5 juta orang konstituen setara dengan 91 kursi di DPR Pusat.
Golkar peraih suara terbanyak kedua setelah PDIP.

Atas dasar fakta tersebut, Anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar Zainal Bintang mengeluh dan merasa heran.
Soalnya karena masih saja ada oknum pengurus di DPP yang berusaha menggiring penyelesian internal rumah tangga Golkar supaya diserahkan ke tangan seorang hakim tunggal praperadilan.

"Bagi saya ini adalah langkah kurang waras dan menyesatkan," kata Bintang di Jakarta, Senin pagi (4/12).

Politisi senior Golkar ini menyebutkan, upaya menggiring konflik internal Golkar ke ranah hukum adalah taktik bulus kubu Setya Novanto yang ngotot masih mau berkuasa di Golkar.

Menurut wartawan senior itu, melalui lika-liku jalur hukum yang panjang dan bisa bertahun- tahun, maka pengikut SN tentu masih akan tetap memegang kendali kekuasaan di Golkar.

Contohnya, kata Bintang, istilah hukum "praduga tak bersalah" (presumption of innocence) mereka coba mau mainkan.

"Ini jelas jebakan batman," ujarnya.

Bintang mengingatkan kepada segintir oknum DPP Golkar, supaya berhentilah berakrobat politik murahan. Rakyat di luar sana sudah sangat muak dan mual dengan perilaku koruptif oknum pimpinan Golkar.

Kasus kekinian yang menimpa Golkar, kasus korupsi KTP elekronik, sangat memalukan dan memilukan. Bukan saja bagi kemuarga keluarga besar beringin, tapi juga bagi konstituen Golkar di ranah publik.

Bintang menambahkan, tayangan semua televisi yang sampai sepuluh kali sehari memperlihatkan SN dipakaikan rompi orange oleh KPK itu melukai hati bangsa Indonesia.

"Ini adalah suatu kondisi genting memaksa yang meniscayakan harus ada Munaslub minggu depan," tegasnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA