Begitu dikatakan oleh Anggota DPR Komisi II Fraksi PKS Mardani Ali Sera dalam diskusi yang diselenggarakan Garuda Nusantara Center, di Bangi Kopitiam, Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Jumat (27/10).
Menurutnya, Gatot dianggap sebagai rising star lantaran sosoknya yang berhasil meredam gejolak aksi massa besar 212 saat masa Pilkada DKI, melalui pernyataannya kepada media bahwa aksi tersebut merupakan aksi damai tidak ada indikasi untuk melakukan makar.
"Jika muaranya seperti itu, menurut saya ada benarnya juga. Ada pesan dari Amerika tidak suka dengam Gatot, oleh sebab itu jangan pilih Gatot pada Pilpres yang akan datang," kata Mardani.
Sementara itu, anggota Komisi I Fraksi Golkar Bobby Rizaldi beranggapan penolakan Gatot Nurmantyo yang dengan isu yang berkembang mengesankan adanya kebencian atau ketakutan Amerika terhadap Gatot itu tidak tepat.
Badan Pemenagan Pemilu Jawa-Sumatera DPP Golkar ini mencontohkan, tidak hanya Gatot yang mengalami hal teresebut, PM India Narendra Modi pada tahun 2005 juga ditolak Visanya oleh AS, lalu kemudian ketika dirinya menjadi Presiden India, sikap Amerika berubah bahkan Modi datang ke gedung Putih untuk menandatangai pembelian pesawat F16.
"Jadi menurut saya secara subjektif menyimpulkan, bahwa stigma Gatot sebagai pribadi atau Panglima TNI yang ditolak dengan alasan Amerika tidak berkenan itu sudah gugur," kata Bobby.
[sam]
BERITA TERKAIT: